Rabu, 20 Agustus 2014

Lebaran Kali Ini (Bag 1)


 Mumpung masih suasana syawal, Saya ingin mengucapkan Taqaballahu minna wa minkum, Taqabal yaa kariim..  Semoga kita menjadi hamba yang semakin taqwa dan semakin disayang Allah.
Moment lebaran memang tidak bisa dipisahkan dengan acara kumpul keluarga, senang sekali bisa ngumpul dengan keluarga besar. Banyak hal gila yang sering kita lakukan bersama. Aktivitas yang kulalukan di lebaran kali ini:
1.   Acara kumpul keluarga dan selfie
Agenda wajib selfie :)

Baik bersama keponakan maupun bersama mbak dan masku. Aktivitas yang tidak luput dari acara kumpul-kumpul adalah selfie.  Sekali jeprat-jepret bisa 30 an foto. Hebaat bukaan, tapi jangan ditanya hasilnya... tidak semuanya bagus. Wakakakaka
Acara sungkeman

2.   Menjadi bik ijah
Setiap kali kumpul keluarga selalu menjadi bik ijah alias upik abu. Bulan puasa ini memang full jadi upik abu karena Mbaku habis operasi tumor payudara. Jadi Saya yang menggantikan tugasnya memasak, nyuci, dan menyiapkan perlengkapan anak-anak.  Maklum, satu-satunya yang belum berkeluarga jadi belum disibukkan dengan acara keluarga dan anak.
Bik ijah dg kostum rapih :D
Kegiatan rutin sebelum lebaran tentu bersih-bersih rumah ngrapiin ini itu. Bersihin rumah itu butuh waktu lama, ya mulai rumah yang menghadap   terminal sampai depan lapangan futsal. Nyiapin kamar untuk mas dan mbakku yang mudik menjadi agenda wajib. Tapi aku  selalu gak dapet kamar sendiri. Lha gimana kalau ngumpul semua ada 16 orang. Tapi dikurangi 4 karena mbakku kan ada yang rumahnya dekat rumah. Selain beres-beres aktivitas yang lain adalah masak, nyuci piring,nyuci baju. Kalau itu emang udah aktivitas biasa. Tapi untuk masak memasak ya lumayan banyaklah, masak besaar tiap hari.

3.     Sasaran empuk untuk dibully
Lebaran juga menjadi moment yang cukup berat untuk seorang yang masih sendirian alias jomblo. Karna selalu ditanya kapan nikah, udah punya calon dan seterusnya. Setiap lebaran, rumah menjadi sangat penuh sesak. Selain kedatangan tamu dari keluarga, para tetangga juga berdatangan untuk silaturahim. Maklum, babe gueeh dituakan di desa. Jadi cukup stay di rumah sudah bisa ketemu warga sekampuang. Penak too.. gak perlu repot-repot keliling. Oya,,  adacerita lebaran yang hampir sama setiap tahunnya. Jadi kan ada tetangga yang dulunya teman ngeband gitu, setiap kali datang selalu gojekan. Bahan gojekannya adalah kayak mau ngelamar gitu. Sama babeku dah kayak bapaknya sendiri aja, yaah gitulah. Lha kemarin itu yang nyebelin kakaknya orang tersebut ikutan akting gitu. Jadi buat gerrrr seluruh ruang tamu yang terdiri dari tiga keluarga.
Terlahir sebagai anak terakhir yang masih jomblo tentu menjadi bulan-bulanan. Yeaaah,, sasaran empuk untuk dibully. Terlebih kondisi Saya saat ini mungkin bisa dikatakan cukup memprihatinkan bagi orang lain yang melihatnya. Terbukti masku dan ponakan dengan kompak membully seolah saya putri buruk rupa yang tak laku-laku..waah pokoke jelek semua.Dibilang, kurus, jerawat, dan jomblo lagi. Terlebih Saya sering teriak-teriak nyanyi lagunya endank sukamti feat The rain. Pasti tahulah kalian, gak perlu tak sebutin yaah,, hihi. Kata masku itu lagunya orang depresi. Hahaha. 
Tentang kekonyolan yang kuperbuat. Banyak bangeetlah pokoke. Terlebih ponakanku konyol semua. Mereka itu  seperti temanku. Ya maklumlah aku lebih cocok jadi mbak mereka dibandingkan menjadi tante. Mereka sudah dewasa lhoh, ada yang sudah masuk kuliah, SMA, SMP kelas 3 dan kelas 1, dan kedua ponakan lainnya masih duduk di SD. Kalau mereka kompak bilang ke ibukku ‘ utii,,, anakmu iki lho kaya cah cilik’. Gimana gak kaya anak kecil coba, bergaulnya saja sama mereka. 
Dikerjai kaka liya :P
4.     Acara istimewa lebaran kali ini
Dibilang istimewa bangeet gak juga sih, tapi ide ini berawal dari lapangan futsal yang terbentang luas *red. Jembar. Karna masa kontrak sudah habis depan rumah sudah tidak dijadikan lapangan futsal lagi. Jaring-jaring dan penutupnya di atas dan semuanya di lepas jadilah sebuah halaman yang luas. Lumayanlah,, rumahku kan  gak punya halaman. Jadi eks lap futsal tersebut sering dijadikan kita ngumpul saat malam. Menggelar tikar di sana, sambil makan bakso bakar..emm maknyos. Kadang tiduran sambil menatap langit, indaah banget. Aku dan keponakan saling berimajinasi awan atau bintang bentuknya seperti apa. Kembali ke ideku, jadi aku usul untuk bakar-bakar jagung atau sosis gitu. Keponakanku setuju. Akhirnya ketua panitianya Karina ponakanku yang pertama. Karna selama puasa kemarin jualan bakso bakar di masjid, jadi dia yang membuat bumbunya. Sedang keponakan yang lain menyiapkan perlengkapannya. Aku bertugas mencari bahan untuk dijadikan bahan yang akan dibakar. Muter-muter dari alfamart, al-kautsar, indomaret hanya dapat bakso saja. Saya membeli dua bungkus. Satu bungkus berisi 50 bakso. Sedangkan sosisnya karina yang membeli. Bakda isya aku dan keenam keponakan sibuk menyiapkan arang, nyunduki bakso, dan membuat bumbu. Masing-masing keponakan kupersilahkan berkreasi dengan bakso dan sosisnya.  Satu tusuk bisa  disi sosis semua boleh mau bakso sosis diselang-seling juga boleh yang penting mereka happy.
Tantangannya adalah menyalakan tungku, susahnya bukan main. Mungkin karena arangnya masih basah. Akhirnya mas iparku turun tangan. Setelah beberapa saat  apinya jadi juga.. horaaay. Berdasarkan rencana Karina yang membakar baksonya tapi karna dia sedang bermasalah dengan perut, masku yang membakar semuanya. Jann.. wangun banget jadi penjual bakso bakar. Haha..  Baru matang berapa tusuk langsung habis, hingga akhirnya membuka bakso lagi. Entah berapa ratus tusuk bakso yang kami buat. Semuanya ludess dilahap anak-anak. Yang membuat maknyos adalah mas Dwi membuat bumbu sate untuk paduan bakso yang  dibakar tersebut. Alhasil semua keponakan ambil piring dan nasi sekalian. Jadilah makan malam di teras rumah dan dilapangan. Oh ya..karna sekarang di lapangan nampak gelap saat malam, maka mas Dwi berinisiatif menggunakan lampu emergency. Lumayan lah..  cukup terang. Setelah itu Saya sebagai PJ bakar jagung, membakar jagung-jagung yang saya beli di pasar. Huaa.. ternyata lama juga ya, bakar jagung. Hal nyebelin adalah ketika  aku dikira penjual jagung sama ibuknya temenku yang kebetulan membeli gas ke rumah. Hemm.. saking semangatnya aku bakar jagung mungkin dan wangun menjadi penjual jagung.. hihi
Acara bakar sosis dan jagung :0

Setelah acara bakar-bakar sosis, bakso, dan jagung  masku bilang bikin roti bakar sama pisang bakar aja gimana nanti malam. Jam setengah 3 sore masku baru bilang, aku pun langsung capcuz ke pasar. Di pasar udah sepi bingiit, jadi beli pisangnya di penjual buah bukan di penjual pisang. Acara muter-muter masih berlanjut. Kedua ponakanku ikut lho, dan kita jalan kaki berpanas-panas ria. Acara selanjutnya adalah muter mencari roti tawar. Roti yang kami cari itu roti tawar tanpa kulit, yah lumayan susah. Apalagi pasca lebaran belum banyak orang yang mengirim roti ke toko-toko. Saya pun pulang dengan membawa satu bungkus roti, pisang, meses, keju dll. Selanjutnya menyuruh ponakan untuk membeli roti lagi. Karna saya yakin, pasti kurang, karna satu bungkus roti tawar hanya berisi kurang dari 10 lembar. 

Bersambung.... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar