Mumpung masih suasana syawal, Saya ingin
mengucapkan Taqaballahu minna wa minkum, Taqabal yaa kariim.. Semoga kita menjadi hamba yang semakin taqwa
dan semakin disayang Allah.
Moment lebaran
memang tidak bisa dipisahkan dengan acara kumpul keluarga, senang sekali bisa
ngumpul dengan keluarga besar. Banyak hal gila yang sering kita lakukan
bersama. Aktivitas yang kulalukan di lebaran kali ini:
![]() |
Acara sungkeman |
2. Menjadi
bik ijah
Setiap kali
kumpul keluarga selalu menjadi bik ijah alias upik abu. Bulan puasa ini memang
full jadi upik abu karena Mbaku habis operasi tumor payudara. Jadi Saya yang
menggantikan tugasnya memasak, nyuci, dan menyiapkan perlengkapan anak-anak. Maklum, satu-satunya yang belum berkeluarga
jadi belum disibukkan dengan acara keluarga dan anak.
Bik ijah dg kostum rapih :D |
Kegiatan rutin sebelum
lebaran tentu bersih-bersih rumah ngrapiin ini itu. Bersihin rumah itu butuh
waktu lama, ya mulai rumah yang menghadap
terminal sampai depan lapangan
futsal. Nyiapin kamar untuk mas dan mbakku yang mudik menjadi agenda wajib.
Tapi aku selalu gak dapet kamar sendiri.
Lha gimana kalau ngumpul semua ada 16 orang. Tapi dikurangi 4 karena mbakku kan
ada yang rumahnya dekat rumah. Selain beres-beres aktivitas yang lain adalah
masak, nyuci piring,nyuci baju. Kalau itu emang udah aktivitas biasa. Tapi
untuk masak memasak ya lumayan banyaklah, masak besaar tiap hari.
3.
Sasaran
empuk untuk dibully
Lebaran juga
menjadi moment yang cukup berat untuk seorang yang masih sendirian alias
jomblo. Karna selalu ditanya kapan nikah, udah punya calon dan seterusnya.
Setiap lebaran, rumah menjadi sangat penuh sesak. Selain kedatangan tamu dari
keluarga, para tetangga juga berdatangan untuk silaturahim. Maklum, babe gueeh
dituakan di desa. Jadi cukup stay di rumah sudah bisa ketemu warga
sekampuang. Penak too.. gak perlu repot-repot keliling. Oya,, adacerita lebaran yang hampir sama setiap
tahunnya. Jadi kan ada tetangga yang dulunya teman ngeband gitu, setiap kali
datang selalu gojekan. Bahan gojekannya adalah kayak mau ngelamar gitu.
Sama babeku dah kayak bapaknya sendiri aja, yaah gitulah. Lha kemarin itu yang
nyebelin kakaknya orang tersebut ikutan akting gitu. Jadi buat gerrrr seluruh
ruang tamu yang terdiri dari tiga keluarga.
Terlahir sebagai
anak terakhir yang masih jomblo tentu menjadi bulan-bulanan. Yeaaah,, sasaran
empuk untuk dibully. Terlebih kondisi Saya saat ini mungkin bisa dikatakan
cukup memprihatinkan bagi orang lain yang melihatnya. Terbukti masku dan ponakan
dengan kompak membully seolah saya putri buruk rupa yang tak laku-laku..waah
pokoke jelek semua.Dibilang, kurus, jerawat, dan jomblo lagi. Terlebih Saya
sering teriak-teriak nyanyi lagunya endank sukamti feat The rain. Pasti tahulah
kalian, gak perlu tak sebutin yaah,, hihi. Kata masku itu lagunya orang
depresi. Hahaha.
Tentang
kekonyolan yang kuperbuat. Banyak bangeetlah pokoke. Terlebih ponakanku konyol
semua. Mereka itu seperti temanku. Ya
maklumlah aku lebih cocok jadi mbak mereka dibandingkan menjadi tante. Mereka
sudah dewasa lhoh, ada yang sudah masuk kuliah, SMA, SMP kelas 3 dan kelas 1,
dan kedua ponakan lainnya masih duduk di SD. Kalau mereka kompak bilang ke
ibukku ‘ utii,,, anakmu iki lho kaya cah cilik’. Gimana gak kaya anak kecil
coba, bergaulnya saja sama mereka.
![]() |
Dikerjai kaka liya :P |
4.
Acara istimewa
lebaran kali ini
Dibilang istimewa
bangeet gak juga sih, tapi ide ini berawal dari lapangan futsal yang terbentang
luas *red. Jembar. Karna masa kontrak sudah habis depan rumah sudah
tidak dijadikan lapangan futsal lagi. Jaring-jaring dan penutupnya di atas dan
semuanya di lepas jadilah sebuah halaman yang luas. Lumayanlah,, rumahku
kan gak punya halaman. Jadi eks lap
futsal tersebut sering dijadikan kita ngumpul saat malam. Menggelar tikar di
sana, sambil makan bakso bakar..emm maknyos. Kadang tiduran sambil menatap
langit, indaah banget. Aku dan keponakan saling berimajinasi awan atau bintang
bentuknya seperti apa. Kembali ke ideku, jadi aku usul untuk bakar-bakar jagung
atau sosis gitu. Keponakanku setuju. Akhirnya ketua panitianya Karina ponakanku
yang pertama. Karna selama puasa kemarin jualan bakso bakar di masjid, jadi dia
yang membuat bumbunya. Sedang keponakan yang lain menyiapkan perlengkapannya.
Aku bertugas mencari bahan untuk dijadikan bahan yang akan dibakar. Muter-muter
dari alfamart, al-kautsar, indomaret hanya dapat bakso saja. Saya membeli dua
bungkus. Satu bungkus berisi 50 bakso. Sedangkan sosisnya karina yang membeli. Bakda
isya aku dan keenam keponakan sibuk menyiapkan arang, nyunduki bakso,
dan membuat bumbu. Masing-masing keponakan kupersilahkan berkreasi dengan bakso
dan sosisnya. Satu tusuk bisa disi sosis semua boleh mau bakso sosis
diselang-seling juga boleh yang penting mereka happy.
Tantangannya
adalah menyalakan tungku, susahnya bukan main. Mungkin karena arangnya masih
basah. Akhirnya mas iparku turun tangan. Setelah beberapa saat apinya jadi juga.. horaaay. Berdasarkan
rencana Karina yang membakar baksonya tapi karna dia sedang bermasalah dengan
perut, masku yang membakar semuanya. Jann.. wangun banget jadi penjual bakso
bakar. Haha.. Baru matang berapa tusuk
langsung habis, hingga akhirnya membuka bakso lagi. Entah berapa ratus tusuk
bakso yang kami buat. Semuanya ludess dilahap anak-anak. Yang membuat maknyos
adalah mas Dwi membuat bumbu sate untuk paduan bakso yang dibakar tersebut. Alhasil semua keponakan
ambil piring dan nasi sekalian. Jadilah makan malam di teras rumah dan
dilapangan. Oh ya..karna sekarang di lapangan nampak gelap saat malam, maka mas
Dwi berinisiatif menggunakan lampu emergency. Lumayan lah.. cukup terang. Setelah itu Saya sebagai PJ
bakar jagung, membakar jagung-jagung yang saya beli di pasar. Huaa.. ternyata
lama juga ya, bakar jagung. Hal nyebelin adalah ketika aku dikira penjual jagung sama ibuknya
temenku yang kebetulan membeli gas ke rumah. Hemm.. saking semangatnya aku
bakar jagung mungkin dan wangun menjadi penjual jagung.. hihi
Setelah acara bakar-bakar sosis, bakso, dan
jagung masku bilang bikin roti bakar
sama pisang bakar aja gimana nanti malam. Jam setengah 3 sore masku baru
bilang, aku pun langsung capcuz ke pasar. Di pasar udah sepi bingiit, jadi beli
pisangnya di penjual buah bukan di penjual pisang. Acara muter-muter masih
berlanjut. Kedua ponakanku ikut lho, dan kita jalan kaki berpanas-panas ria.
Acara selanjutnya adalah muter mencari roti tawar. Roti yang kami cari itu roti
tawar tanpa kulit, yah lumayan susah. Apalagi pasca lebaran belum banyak orang
yang mengirim roti ke toko-toko. Saya pun pulang dengan membawa satu bungkus
roti, pisang, meses, keju dll. Selanjutnya menyuruh ponakan untuk membeli roti
lagi. Karna saya yakin, pasti kurang, karna satu bungkus roti tawar hanya
berisi kurang dari 10 lembar. ![]() |
Acara bakar sosis dan jagung :0 |
Bersambung....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar