Jumat, 22 Agustus 2014

TENTANG MIMPI DAN BAJU GARIS-GARIS HIJAU

Sebelum membahas tentang baju garis-garis hijau. Sebagai Preambule  
( Haisyaaah.. bahasane bukan UUD lhoh inii)
 Saya akan membahas tentang mimpi.
Setiap orang pernah mengalami mimpi ketika tidur, kamu pasti juga kan?! Iya.. kamu.. #mainstream (katanya lagi ngetren.. haha)
          Ada yang bilang mimpi itu kembange wong turu ‘bunga tidur’. Awalnya saya  juga menganggap demikian. Tapi terkadang mimpi itu juga bisa menjadi semacam petunjuk gitu. Beberapa kali saya mengalami mimpi yang sebenarnya  itu adalah peringatan, Saya baru menyadari ketika sebuah peristiwa terjadi. Seperti sebuah mimpi, Saya memimpikan Mas Dwi  (kakak laki-laki  Saya). Kondisi dalam mimpi itu Saya sedang melihatnya bersuci gitu. Lebih jelasnya agak lupa sih, tapi itu mimpi sebelum kakak Saya pulang ke Jawa. Oya.. kakak Saya bekerja di Kalimantan tepatnya di Kotabaru.
          Kembali soal mimpi Saya. Kalau gak salah Saya bermimpi malam selasa, dan hari Rabu kakak saya mengabarkan  lewat sms ‘mohon doanya akan terbang ke Jawa’. Jujur saja sejak mimpi itu  agak deg-degan gimana gitu. Tapi saya coba stay cool, banyak berdoa.  Ternyata tepat dihari Rabu sore ada sebuah musibah, Saya dijambret. Saya tidak ingin mengingatnya lebih jelas.  Karna sampai sekarang ketika ada motor yang tiba-tiba nyalib, hati saya berdesir. Agak lebai sih kedengarannya, tapi suerr tekewer-kewer itu yang saya rasakan. Mungkin trauma. Ternyata di balik musibah itu ada masalah dalam keluarga yang kupendam selama bertahun-tahun. Dan Kakak saya yang membantu menyelesaikan. Setelah kejadian itu Saya mencoba lebih peka.  Ketika Saya bermimpi sesuatu  tidak  serta merta Saya percaya. Ketika mimpi itu datang Saya selalu mengkoreksi diri bagaimana kondisi ibadah Saya. Karna ketika kondisi ruhiyah full bisa jadi benar-benar menjadi sebuah peringatan dari Allah. 
          Sebagai seorang muslim kita tahu kan kalau mimpi yang buruk datangnya dari setan. Sebagaimana hadist yang  disebutkan dalam riwayat Imam Muslim no. 4200 dari hadits Abu Hurairah radhiallahu anhu:
إِذَا اقْتَرَبَ الزَّمَانُ لَمْ تَكَدْ رُؤْيَا الْمُسْلِمِ تَكْذِبُ وَأَصْدَقُكُمْ رُؤْيَا أَصْدَقُكُمْ حَدِيثًا وَرُؤْيَا الْمُسْلِمِ جُزْءٌ مِنْ خَمْسٍ وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا مِنْ النُّبُوَّةِ وَالرُّؤْيَا ثَلَاثَةٌ فَرُؤْيَا الصَّالِحَةِ بُشْرَى مِنْ اللَّهِ وَرُؤْيَا تَحْزِينٌ مِنْ الشَّيْطَانِ وَرُؤْيَا مِمَّا يُحَدِّثُ الْمَرْءُ نَفْسَهُ فَإِنْ رَأَى أَحَدُكُمْ مَا يَكْرَهُ فَلْيَقُمْ فَلْيُصَلِّ وَلَا يُحَدِّثْ بِهَا النَّاسَ
“Apabila hari kiamat telah dekat, maka jarang sekali mimpi seorang muslim yang tidak benar. Dan orang yang paling benar mimpinya di antara kalian adalah yang paling benar ucapannya. Mimpi seorang muslim adalah sebagian dari 45 macam nubuwwah (wahyu). Mimpi itu ada tiga macam: (1) Mimpi yang baik sebagai kabar gembira dari Allah. (2) mimpi yang menakutkan atau menyedihkan, datangnya dari syetan. (3) dan mimpi yang timbul karena ilusi angan-angan, atau khayal seseorang. Karena itu, jika kamu bermimpi yang tidak kamu senangi, bangunlah, kemudian shalatlah, dan jangan menceritakannya kepada orang lain.”

Oya.. Saya pernah berdiskusi dengan Gusti Puger. Beliau adalah seorang kepala Perpustakaan Sasana Pustaka di Keraton Surakarta. Waktu itu kami berdiskusi tentang mimpi. Saya ditanya soal  bedanya  ngimpi kuwi kembange wong turu dan kekembangane wong turu. Pada umumnya orang memaknai mimpi sebagai bunga tidur atau kembange wong turu. Lantas kalau kekembangane wong turu maknanya apa ya? Saya balik bertanya kepada Gusti Puger. Beliau mengatakan bahwa mimpi itu bisa jadi merupakan ilham dari Sang Maha Kuasa. Tidak semua orang kan bermimpi ketika tidur. Bisa jadi mimpi itu adalah sebuah pratanda. Ketika Gusti Puger menyampaikan demikian Saya teringat sesuatu. Para Nabi terdahulu pun mendapatkan ilham dari Allah berupa mimpi juga kan. Nah itulah sebabnya kenapa Saya tadi mengatakan kondisi ruhiyah menjadi pertimbangan akan makna dari  sebuah mimpi.  Walaupun tidak semua mimpi itu memang benar adanya, kadangkala saat kondisi badan tidak fit atau sedang capek akan sering bermimpi yang macam-macam.  Jadi point kedua selain kondisi ruhiyah, kondisi badan juga diperhatikan ye,,
Sejak dulu Saya selalu mempercayai mimpi baik dan tidak mempercayai mimpi buruk. ( Kayaknya hampir  semua orang juga gitu yaah,, ) wkwkwkwk :p Oke sekarang menuju ke inti…
Lalu apa hubungannya  baju garis-garis dengan mimpi?
Ceritanya begini,,,
Beberapa  waktu lalu ibu Saya bermimpi Saya diberi dua baju oleh dua orang yang berbeda. Kedua baju tersebut diberikan oleh teman Saya. Ibuk hanya mengenali wajah seseorang yang memberikan baju tersebut sedangkan yang satunya ibu tidak kenal.  Kata ibuk di mimpi Saya mengatakan begini ‘ Buk aku pilih yang hijau, karna bagus’. Masih kata Ibuk baju garis-garis hijau itu saya cuci, saya setlika rapi dan disimpan di lemari.   
Jujur yee,, ibuk cerita gitu jadi membuatku deg-degan. Kenapa? Karna dalam mimpi tersebut ada wajah orang yang  kami kenal. Dia adalah orang yang pernah mengatakan niatnya untuk melamar. Tapi  dia masih nunggu dua tiga empat dst.. tahun lagi untuk memberanikan diri datang ke rumah nembung bapak. (PHP bangeet ya..) Saya  sih tidak berharap lebih dari Dia. Emm.. enaknya kasih nama aja ya. Oke deh kita kasih nama  si dia tadi dengan nama ‘ Jojo’ .  Saya tahu Jojo mungkin orang yang cukup sukses menaklukkan hati kedua orang tua Saya. Karna Bapak saya selalu pasang tampang ‘teramah’  ketika ada laki-laki yang datang ke rumah.  Tapi dengan Jojo tidak sama sekali, Bapak baik banget malah bisa cerita A-Z gitu kaya orang yang sudah kenal lama ketika bertemu. Jojo memang sopan sih, dan menghargai banget prinsip2ku.
Terlepas dari segala hal baik tentang Jojo dan kehebatan menaklukkan hati Bapak ibuk.  Saya merasa harus menentukan sikap. Saya mulai bersikap tegas agar Jojo tidak berharap berlebihan kepada Saya. Meskipun Saya juga meminta pendapat dari Kakak-kakak Saya tentang langkah apa yang harus Saya lakukan. Pada prinsipnya mereka menyerahkan sepenuhnya ke  Saya.  Sejak saat itu dia berhenti mengusik  hidup saya. = Alhamdulillah= 
 Selama ini Saya mengaanggapnya sebagai teman seperti yang lain. Tidak ada teman laki-laki yang saya perlakukan‘spesial’ dalam hidup saya. Semua sama saja. Meskipun wujudku begini, Saya sadar..Saya ini akhwat lho cuy. Walaupun ketika berkumpul dengan teman-teman baik ikhwan atau akhwat rame dan crewetnya g ketulungan. Kalau urusan interaksi secara pribadi dengan lain jenis baik itu smsan, telpon dan lain sebagainya  Saya beneran berusaha menjaga. Terlebih untuk perkara yang g penting.  Terkadang agak susah kalau menghadapi beberapa teman. Terlebih lagi orang yang aktivitasnya jauh berbeda dengan Saya. Teman Saya SMA misalnya. Perlu waktu untuk memahamkan. Karna mereka tidak tahu wujud Saya sekarang. ( Emang berubah wujud???) Enggak berubah drastis sih cuma sedikit lebih terarah menentukan langkah. #halah
Soal mimpi ibuk tadi. Bagaimana tidak membuat Saya deg-degan.  Sempat muncul kekhawatiran  mencoba menerka apakah ini juga pertanda? Kalau Saya yang bermimpi memang belum bisa dipastikan apakah termasuk dalam pertanda atau bukan mengingat kualitas ibadahku yang fluktuatif. Tapi ini ibuku lho yang bermimpi.  Mana mungkin bisa Saya abaikan dengan mudahnya? Saya menemukan sebuah hadist yang berbunyi demikian:
الرُّؤْيَا الْحَسَنَةُ مِنْ الرَّجُلِ الصَّالِحِ جُزْءٌ مِنْ سِتَّةٍ وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا مِنْ النُّبُوَّةِ
“Mimpi baik yang berasal dari seorang yang saleh adalah satu bagian dari 46 bagian kenabian.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
MasyaAllah.. sedang ibuku adalah seorang ibu yang taat beribadah.  Ibu yang selalu sholat tepat waktu, ibu yang selalu mengaji di sela-sela menunggu warung, ibu yang tiap hari tidak lepas dari shalat dhuha dan Tahajud. Bahkan kadang Saya merasa malu, ibu bisa tahajud tiap hari lho, sedangkan Saya belum bisa serajin ibuk. InsyaAllah sisi ruhiyah dan kedekatan dengan Allah begitu baik.
Lalu.. apakah sekiranya makna dari mimpi ibuku. Otakku mulai bekerja. Aku kembali teringat akan sesuatu bahwa  suami itu adalah pakaian seorang istri begitupun sebaliknya. Sedangkan pemberian dua orang  itu berupa pakaian. Saya juga menyukai warna hijau. Tepat sama seperti  baju garis-garis hijau yang kupilih dalam mimpi ibukku. Apakah mungkin itu berarti jodoh saya nanti salah satu dari mereka.  Kandidatnya adalah Satu orang tak dikenal dan satunya lagi Jojo.  Waallahu’alam bishowab. Saya tidak mempunyai kemampuan yang cukup mumpuni untuk mentakwil  mimpi tersebut. Saya tetap berbaik sangka akan takdir Allah. Soal  Jodoh sudah ditentukan Allah sejak  Saya berada di dalam Rahim ibuk. Semoga Saya dipertemukan dengan jodoh yang baik untuk dunia akhirat, Begitu pula semua teman-teman yang belum menemukan jodohnya. Segera dipertemukan dengan orang yang baik, dalam suasana yang baik, dan dengan cara yang baik..
Aamiin Ya Rabb ^^




Tidak ada komentar:

Posting Komentar