Bismillahirohmaniirahim...
Bukan bermaksud untuk
menggurui atau sok tau tetapi mencoba
sedikit berbagi ilmu,jika ada yang salah ataupun kurang lengkap silahkan
ditambahkan. Matur nuwun ^_^
Lir-ilir, Lir Ilir
Tandure wus sumilir
Tak ijo royo-royo
Tak sengguh temanten anyar
Cah Angon, Cah
Angon
Penekna Blimbing Kuwi
Lunyu-lunyu penekna
Kanggo Mbasuh Dodotira
Dodotira Dodotira
Kumitir Bedhah ing pinggir
Dondomana, Jlumatana
Kanggo Seba
Mengko sore
Mumpung Padhang
Rembulane
Mumpung Jembar Kalangane
Yo surako surak Iyo!!!
Lagu ilir-ilir
sudah bukan lagu yang asing lagi di telinga kita. Tembang
sederhana buatan Sunan Kalijaga ini sarat makna dan filosofi. Para
munsyid ataupun para band sering membawakan lagu ini,di acara pernikahan,
kajian,seminar, ataupun acara lainnya. Namun ada beberapa hal yang menurut saya
perlu diperhatikan dalam membawakan lagu ini. Terlebih lagi bagi para munsyid (penyanyi
nasyid) jangan sampai salah dalam menyampaikan dan memaknai lagu ini. Para
munsyid bersenandung dengan tujuan mengajak orang lain menuju kebaikan melalui
syair dan nada yang disampaikan.
Karna kebetulan lirik dari tembang ini adalah berbahasa jawa
setidaknya ketika membawakan lagu ini pelafalannya harus benar,tidak harus medhok seperti orang jawa tetapi setidaknya tidak merubah
makna dari lagu Ilir-ilir itu
sendiri.
Saya akan mencoba
membagi menjadi 2 pembahasan yaitu
pelafalan dan pemaknaan.
1. Pelafalan
Ketika
mengucapkan kata ilir-ilir kebanyakan yang saya temui vokal i pada kata ilir dan kumitir tetap diucapkan dengan [i.]
Pelafalan yang benar adalah [i l I r], huruf i tersebut seharusnya diucapkan
sedikit tebal [I] jadi seolah-olah
seperti mengucapkan e, pada kata tandur dan
dodotira konsonan
[ d] sering diucapkan seperti kita mengucapkan kata dari pada bahasa
Indonesia. Berbeda ketika penulisannya dh
maka dibaca seperti huruf [d] biasa
dalam bahasa Indonesia. Misalnya kata dhuwit diucapkan seperti huruf [d]
dalam kata dan.
Konsonan
[d ] dalam bahasa Jawa termasuk bunyi apiko
dental yaitu bunyi bahasa yang dalam proses pelafalan arus udara dihambat
oleh artikulator pasif gigi atas dan artikulator aktif ujung lidah. Secara
sederhana pengucapan [d] ujung lidah
berada di gigi atas seperti kita
mengucakan huruf [t].
Ada dosen yang mengajari kami belajar dengan
latian mengucapkan dul idal idul idal
idul secara berulang-ulang.
2. Pemaknaan
-
Lir-ilir, Lir Ilir tandure wus
sumilir
ilir di sini dapat dimaknai nglilir ( bangun), seseorang dapat bangun dari tidur. Filosofinya
bisa dimaknai kita bangkit ataupun bergerak. Tanduran yang sumilir kena terkena angin pasti akan bergerak
mengayun ke kanan dan ke kiri. Begitu pula kita juga harus bangkit dan bergerak
melawan semua hawa nafsu kita, melawan segala kemalasan ,melawan segala
kemungkaran dan kemaksiatan yang ada di dunia.
-
Tak ijo royo-royo. Tak sengguh
temanten anyar.
Tak
ijo royo-royo artinya warnanya begitu hijau. Sedangkan kata sengguh setelah saya cari dalam kamus Bausastra Jawa dan disesuaikan dengan konteks berarti ‘duwe
ambek kaya’ mempunyai watak seperti. Seperti apa yaitu seperti
pengantin baru. Mengapa pengantin baru? Pengantin baru biasanya masih
seneng-senengnya, bahagia-bahagianya. Yang dimaksudkan semangatnya sama seperti
pengantin baru.
-
Cah Angon, Cah Angon, Penekna
Blimbing Kuwi
Filosofi yang selanjutnya adalah cah angon (penggembala). Manusia diibaratkan angon atau
menggembala di dunia ini. Menggembalakan
segumpal daging dimana jika segumpal daging itu baik maka baik semuanya. Dia bernama hati. Hati manusia yang sulit
untuk ditebak dan dikendalikan karna dipenuhi dengan nafsu dan segala penyakit
hati yang lain. Maka pandai-pandailah dalam
menggembala hati kita, menjadi hati yang suci hati yang senantiasa
berdzikir mengingat Allah. Si penggembala tadi diminta menek wit blimbing (memanjat
pohon belimbing). Pohon belimbing bergerigi 5. Hal ini menggambarkan tentang
rukun islam ada 5 yaitu syahadat, sholat, puasa, zakat dan haji.
-
Lunyu-lunyu penekna , Kanggo Mbasuh Dodotira
Meskipun lunyu atau licin tetap
panjatlah. Untuk mbasuh ‘membasuh’ dodotira
‘ bajumu’. Dodot merupakan kain yang dililitkan dibadan. Pohon
belimbing memang sangat licin dipanjat apalagi ketika musim hujan. Sama seperti
rukun islam itu untuk mencapai kesempurnaan dalam melaksanakan kelima rukun
islam itu memang sangat sulit, butuh perjuangan, pengorbanan dan tentu banyak
ujian. Tetapi jika kita berhasil
melaksanakan kelima rukun islam tersebut terbasuhlah baju kita. Apabila
pakaian kita telah terbasuh dengan sempurna maka akan menjadi bersih. Membasuh disini sama seperti kita wudhu untuk
mensucikan diri. Sedangkan baju yang dimaksud adalah pakaian taqwa. Ketika kita
berhasil melakukan kelima rukun islam dengan sempurna maka akan semakin
mensucikan diri kita dan menjadi orang yang benar-benar taqwa.
-
Dodotira Dodotira, Kumitir Bedhah ing pinggir.
Bajumu- bajumu , kumitir mempunyai arti ‘kumlebet geter kena angin’ (bergetar terkena angin) dan makna yang lain
adalah khawatir. Jika disesuaikan dengan konteks di sini yang paling tepat
adalah bergetar terkena angin hingga
mengakibatkan dodot itu tadi bedhah ( sobek) di bagian pinggirnya.
Angin di sini diibartakan seperti cobaan yang terus datang sehingga merusak
pakaian taqwa kita hingga sobek di sana-sini.
-
Dondomana, Jlumatana, Kanggo
Seba Mengko sore
Dondomona
,Jlumatana memiliki makna yang sama yaitu jahitlah. Jadi
kain yang kita pakai yang telah sobek tadi silahkan dijahit, agar menjadi
utuh kembali menjadi sebenar-benar
taqwa. Sedangkan kata Sèba berarti ngadep ing ngarsané priyayi gedhé (luhur) artinya mengahadap ke
orang yang luhur dalam hal ini adalah Tuhan (ALLAH). Bekal kita untuk menghadap Tuhan nanti ketika
kita meninggal tidak lain hanyalah iman dan taqwa.
-
Mumpung Padhang Rembulane, Mumpung Jembar Kalangane, Yo surako surak Iyo!!!
Mumpung rembulan masih terang, mumpung masih jembar ‘ luas’ kalangane.’ kalangan berarti
buwengan (lingkaran) pada rembulan
atau pun matahari. Hal ini berarti mumpung masih ada waktu, mumpung kita masih
bisa melihat sinar rembulan. Maka katakanlah ‘iya’, Bukan hanya diucapkan
dengan lisan iya tetapi hati ikut meyakini dan diwujudkan dalam perbuatan. Maka
sempurnalah keimanan seorang muslim.
Semoga tulisan sederhana ini dapat
bermanfaaat. Boleh dishare ke yang lain. Sedikit masukan untuk para munsyid
kalau ingin membuat ataupun menyanyikan lagu berbahasa asing termasuk bahasa daerah.
Sebaiknya ditanyakan dulu kepada yang lebih tau, biar tidak salah dalam
pemaknaan. Jika ada ada grup nasyid yang ingin menggunakan lirik berbahasa
Jawa, mungkin bisa share dengan saya. Setidaknya
bisa sedikit berbagi dan menerapkan ilmu yang saya pelajari di jurusan Bahasa
Jawa. Tapi kalau ternyata ilmu saya
belum mencukupi untuk membantu teman-teman semua, mohon dimaklumi. InsyaALLAH
akan coba saya tanyakan kepada yang lebih tau..Terimakasih :)
Semangat
berkarya para munsyid di seluruh Indonesia, Semoga karya kita bukan hanya
sekedar hiburan tetapi bisa semakin menambah ketaqwaan kepada Allah SWT.
Keep
istiqomah, semoga full barokah di jalan dakwah..
Tidak bisa membantu ku untuk mencari makna dari kumitir
BalasHapusAdakah makna yg lain dari semangat beribadah dalam langgan lir ilir...semisal arti perebutan kekuasaan dari majapahit ke demak. Maaf sebagaimana kita tahu di masa majapahit ada suatu wilayah yg bernama kumitir...
BalasHapusDari berbagai artikel lagu Ilir - ilir yang sempat aku baca, aku rasa artikel ini yang paling tepat, baik diksi maupun arti, trimakasih mbak Naswa
BalasHapusMantap..menurut syaa sudah tepat mba naswa...sukron kastsir
BalasHapusTerimakasih telah berbagi ilmu
BalasHapus