Sebelum
membahas tentang baju garis-garis hijau.
Sebagai Preambule
(
Haisyaaah.. bahasane bukan UUD lhoh inii)
Saya akan membahas tentang mimpi.
Setiap
orang pernah mengalami mimpi ketika tidur, kamu pasti juga kan?! Iya.. kamu..
#mainstream (katanya lagi ngetren.. haha)
Ada yang bilang mimpi itu kembange wong turu ‘bunga tidur’.
Awalnya saya juga menganggap demikian.
Tapi terkadang mimpi itu juga bisa menjadi semacam petunjuk gitu. Beberapa kali
saya mengalami mimpi yang sebenarnya itu
adalah peringatan, Saya baru menyadari ketika sebuah peristiwa terjadi. Seperti
sebuah mimpi, Saya memimpikan Mas Dwi
(kakak laki-laki Saya). Kondisi
dalam mimpi itu Saya sedang melihatnya bersuci gitu. Lebih jelasnya agak lupa
sih, tapi itu mimpi sebelum kakak Saya pulang ke Jawa. Oya.. kakak Saya bekerja
di Kalimantan tepatnya di Kotabaru.
Kembali soal mimpi Saya. Kalau gak
salah Saya bermimpi malam selasa, dan hari Rabu kakak saya mengabarkan lewat sms ‘mohon doanya akan terbang ke Jawa’.
Jujur saja sejak mimpi itu agak
deg-degan gimana gitu. Tapi saya coba stay cool, banyak berdoa. Ternyata tepat dihari Rabu sore ada sebuah
musibah, Saya dijambret. Saya tidak ingin mengingatnya lebih jelas. Karna sampai sekarang ketika ada motor yang
tiba-tiba nyalib, hati saya berdesir.
Agak lebai sih kedengarannya, tapi suerr tekewer-kewer itu yang saya rasakan.
Mungkin trauma. Ternyata di balik musibah itu ada masalah dalam keluarga yang
kupendam selama bertahun-tahun. Dan Kakak saya yang membantu menyelesaikan. Setelah
kejadian itu Saya mencoba lebih peka. Ketika Saya bermimpi sesuatu tidak
serta merta Saya percaya. Ketika mimpi itu datang Saya selalu
mengkoreksi diri bagaimana kondisi ibadah Saya. Karna ketika kondisi ruhiyah
full bisa jadi benar-benar menjadi sebuah peringatan dari Allah.
Sebagai seorang muslim kita tahu kan
kalau mimpi yang buruk datangnya dari setan. Sebagaimana hadist yang disebutkan dalam riwayat Imam Muslim no. 4200 dari hadits
Abu Hurairah radhiallahu anhu:
إِذَا اقْتَرَبَ الزَّمَانُ لَمْ تَكَدْ رُؤْيَا الْمُسْلِمِ
تَكْذِبُ وَأَصْدَقُكُمْ رُؤْيَا أَصْدَقُكُمْ حَدِيثًا وَرُؤْيَا الْمُسْلِمِ
جُزْءٌ مِنْ خَمْسٍ وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا مِنْ النُّبُوَّةِ وَالرُّؤْيَا
ثَلَاثَةٌ فَرُؤْيَا الصَّالِحَةِ بُشْرَى مِنْ اللَّهِ وَرُؤْيَا تَحْزِينٌ مِنْ
الشَّيْطَانِ وَرُؤْيَا مِمَّا يُحَدِّثُ الْمَرْءُ نَفْسَهُ فَإِنْ رَأَى أَحَدُكُمْ
مَا يَكْرَهُ فَلْيَقُمْ فَلْيُصَلِّ وَلَا يُحَدِّثْ بِهَا النَّاسَ
“Apabila hari kiamat telah dekat, maka jarang sekali mimpi seorang muslim yang tidak benar. Dan orang yang paling benar mimpinya di antara kalian adalah yang paling benar ucapannya. Mimpi seorang muslim adalah sebagian dari 45 macam nubuwwah (wahyu). Mimpi itu ada tiga macam: (1) Mimpi yang baik sebagai kabar gembira dari Allah. (2) mimpi yang menakutkan atau menyedihkan, datangnya dari syetan. (3) dan mimpi yang timbul karena ilusi angan-angan, atau khayal seseorang. Karena itu, jika kamu bermimpi yang tidak kamu senangi, bangunlah, kemudian shalatlah, dan jangan menceritakannya kepada orang lain.”
“Apabila hari kiamat telah dekat, maka jarang sekali mimpi seorang muslim yang tidak benar. Dan orang yang paling benar mimpinya di antara kalian adalah yang paling benar ucapannya. Mimpi seorang muslim adalah sebagian dari 45 macam nubuwwah (wahyu). Mimpi itu ada tiga macam: (1) Mimpi yang baik sebagai kabar gembira dari Allah. (2) mimpi yang menakutkan atau menyedihkan, datangnya dari syetan. (3) dan mimpi yang timbul karena ilusi angan-angan, atau khayal seseorang. Karena itu, jika kamu bermimpi yang tidak kamu senangi, bangunlah, kemudian shalatlah, dan jangan menceritakannya kepada orang lain.”
Oya..
Saya pernah berdiskusi dengan Gusti Puger. Beliau adalah seorang kepala
Perpustakaan Sasana Pustaka di Keraton Surakarta. Waktu itu kami berdiskusi
tentang mimpi. Saya ditanya soal
bedanya ngimpi kuwi kembange wong turu dan kekembangane wong turu. Pada umumnya orang memaknai mimpi sebagai
bunga tidur atau kembange wong turu. Lantas kalau kekembangane wong turu maknanya apa ya? Saya balik bertanya kepada
Gusti Puger. Beliau mengatakan bahwa mimpi itu bisa jadi merupakan ilham dari
Sang Maha Kuasa. Tidak semua orang kan bermimpi ketika tidur. Bisa jadi mimpi
itu adalah sebuah pratanda. Ketika
Gusti Puger menyampaikan demikian Saya teringat sesuatu. Para Nabi terdahulu
pun mendapatkan ilham dari Allah berupa mimpi juga kan. Nah itulah sebabnya
kenapa Saya tadi mengatakan kondisi ruhiyah menjadi pertimbangan akan makna
dari sebuah mimpi. Walaupun tidak semua mimpi itu memang benar
adanya, kadangkala saat kondisi badan tidak fit atau sedang capek akan sering
bermimpi yang macam-macam. Jadi point
kedua selain kondisi ruhiyah, kondisi badan juga diperhatikan ye,,
Sejak
dulu Saya selalu mempercayai mimpi baik dan tidak mempercayai mimpi buruk. (
Kayaknya hampir semua orang juga gitu
yaah,, ) wkwkwkwk :p Oke sekarang menuju ke inti…
Lalu
apa hubungannya baju garis-garis dengan
mimpi?
Ceritanya
begini,,,
Beberapa waktu lalu ibu Saya bermimpi Saya diberi dua
baju oleh dua orang yang berbeda. Kedua baju tersebut diberikan oleh teman
Saya. Ibuk hanya mengenali wajah seseorang yang memberikan baju tersebut
sedangkan yang satunya ibu tidak kenal.
Kata ibuk di mimpi Saya mengatakan begini ‘ Buk aku pilih yang hijau,
karna bagus’. Masih kata Ibuk baju garis-garis hijau itu saya cuci, saya
setlika rapi dan disimpan di lemari.
Jujur
yee,, ibuk cerita gitu jadi membuatku deg-degan. Kenapa? Karna dalam mimpi
tersebut ada wajah orang yang kami
kenal. Dia adalah orang yang pernah mengatakan niatnya untuk melamar. Tapi dia masih nunggu dua tiga empat dst.. tahun
lagi untuk memberanikan diri datang ke rumah nembung bapak. (PHP bangeet ya..)
Saya sih tidak berharap lebih dari Dia.
Emm.. enaknya kasih nama aja ya. Oke deh kita kasih nama si dia tadi dengan nama ‘ Jojo’ . Saya tahu Jojo mungkin orang yang cukup
sukses menaklukkan hati kedua orang tua Saya. Karna Bapak saya selalu pasang
tampang ‘teramah’ ketika ada laki-laki
yang datang ke rumah. Tapi dengan Jojo
tidak sama sekali, Bapak baik banget malah bisa cerita A-Z gitu kaya orang yang
sudah kenal lama ketika bertemu. Jojo memang sopan sih, dan menghargai banget
prinsip2ku.
Terlepas
dari segala hal baik tentang Jojo dan kehebatan menaklukkan hati Bapak
ibuk. Saya merasa harus menentukan
sikap. Saya mulai bersikap tegas agar Jojo tidak berharap berlebihan kepada
Saya. Meskipun Saya juga meminta pendapat dari Kakak-kakak Saya tentang langkah
apa yang harus Saya lakukan. Pada prinsipnya mereka menyerahkan sepenuhnya
ke Saya.
Sejak saat itu dia berhenti mengusik
hidup saya. = Alhamdulillah=
Selama ini Saya mengaanggapnya sebagai teman
seperti yang lain. Tidak ada teman laki-laki yang saya perlakukan‘spesial’
dalam hidup saya. Semua sama saja. Meskipun wujudku begini, Saya sadar..Saya
ini akhwat lho cuy. Walaupun ketika berkumpul dengan teman-teman baik ikhwan
atau akhwat rame dan crewetnya g ketulungan. Kalau urusan interaksi secara
pribadi dengan lain jenis baik itu smsan, telpon dan lain sebagainya Saya beneran berusaha menjaga. Terlebih untuk
perkara yang g penting. Terkadang agak
susah kalau menghadapi beberapa teman. Terlebih lagi orang yang aktivitasnya
jauh berbeda dengan Saya. Teman Saya SMA misalnya. Perlu waktu untuk
memahamkan. Karna mereka tidak tahu wujud Saya sekarang. ( Emang berubah
wujud???) Enggak berubah drastis sih cuma sedikit lebih terarah menentukan langkah.
#halah
Soal
mimpi ibuk tadi. Bagaimana tidak membuat Saya deg-degan. Sempat muncul kekhawatiran mencoba menerka apakah ini juga pertanda?
Kalau Saya yang bermimpi memang belum bisa dipastikan apakah termasuk dalam
pertanda atau bukan mengingat kualitas ibadahku yang fluktuatif. Tapi ini ibuku
lho yang bermimpi. Mana mungkin bisa
Saya abaikan dengan mudahnya? Saya menemukan sebuah hadist yang berbunyi
demikian:
الرُّؤْيَا
الْحَسَنَةُ مِنْ الرَّجُلِ الصَّالِحِ جُزْءٌ مِنْ سِتَّةٍ وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا
مِنْ النُّبُوَّةِ
“Mimpi baik yang berasal dari seorang yang saleh adalah satu bagian dari 46 bagian kenabian.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
“Mimpi baik yang berasal dari seorang yang saleh adalah satu bagian dari 46 bagian kenabian.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
MasyaAllah..
sedang ibuku adalah seorang ibu yang taat beribadah. Ibu yang selalu sholat tepat waktu, ibu yang selalu
mengaji di sela-sela menunggu warung, ibu yang tiap hari tidak lepas dari
shalat dhuha dan Tahajud. Bahkan kadang Saya merasa malu, ibu bisa tahajud tiap
hari lho, sedangkan Saya belum bisa serajin ibuk. InsyaAllah sisi ruhiyah dan
kedekatan dengan Allah begitu baik.
Lalu..
apakah sekiranya makna dari mimpi ibuku. Otakku mulai bekerja. Aku kembali
teringat akan sesuatu bahwa suami itu
adalah pakaian seorang istri begitupun sebaliknya. Sedangkan pemberian dua
orang itu berupa pakaian. Saya juga menyukai
warna hijau. Tepat sama seperti baju
garis-garis hijau yang kupilih dalam mimpi ibukku. Apakah mungkin itu berarti
jodoh saya nanti salah satu dari mereka.
Kandidatnya adalah Satu orang tak dikenal dan satunya lagi Jojo. Waallahu’alam bishowab. Saya tidak mempunyai
kemampuan yang cukup mumpuni untuk mentakwil
mimpi tersebut. Saya tetap berbaik sangka akan takdir Allah. Soal Jodoh sudah ditentukan Allah sejak Saya berada di dalam Rahim ibuk. Semoga Saya
dipertemukan dengan jodoh yang baik untuk dunia akhirat, Begitu pula semua
teman-teman yang belum menemukan jodohnya. Segera dipertemukan dengan orang
yang baik, dalam suasana yang baik, dan dengan cara yang baik..
Aamiin
Ya Rabb ^^