Kamis, 09 Oktober 2014

KEBERSAMAAN YANG SELALU DIRINDUKAN




            Apa yang ada di pikiran anda ketika ditanya, makna dari sebuah kebersamaan? Apakah kita akan merasakan bahagia?!Mungkin saja Iya, ketika kata ‘bersama’ disambung dengan  kata  ‘hidup bersama’, ‘tinggal bersama’, ‘menghabiskan waktu bersama’, lalu kalau ‘mati bersama’ apakah itu  juga bisa dikatakan sebuah kebahagiaan? Mungkin juga iya, terlebih jika mati bersama orang yang terkasih.
            Saya ingin menceritakan tentang sebuah kebersamaan. Sebuah kebersamaan yang indah. Kebersamaan yang sangat jarang dirasakan. Kebersamaan yang selalu kurindukan.. Setiap detik yang dilalui bersama terasa begitu cepat.Serasa ingin menghentikan sejenak. Sejenak saja,, merasakan setiap hela nafas dan denyut nadi lebih istimewa dari biasanya karna sedang  ‘bersama’ seseorang. 
            Seseorang yang membuat Saya merasa teramat istimewa, seseorang yang menjadi salah satu  deretan anugerah terindah yang Allah berikan untuk Saya. Selama 18 tahun terakhir ini, Saya harus merelakan berpisah dengannya. Hanya bertemu sesekali. Saat lebaran atau saat liburan sekolah. Paling lama kebersamaan kami mungkin hanya sekitar satu pekan. Pernah suatu ketika Saya mencoba menghitung kebersamaan kami, jika dikumpulkan selama 18 tahun terakhir ini. Mungkin hanya sekitar 1 tahun. 1 tahun yang terdiri 365 hari. Itu hanya kira-kira saja. Mungkin tidak sampai sebanyak itu kami bersama.. Ironis bukan?!
            Sejak usia Saya 6 tahun, Saya harus mulai terbiasa berpisah dengannya. Harus belajar ikhlas, menerima bahwa kebersamaan kami hanya satu dua hari saja. Terhitung sejak Ia memutuskan untuk merantau ke Pulau Borneo. Saya harus tega membunuh setiap kali kerinduan itu muncul. Kerinduan seorang adik perempuan kepada kakak lelaki satu-satunya. 18 tahun sudah kakak Saya merantau. Merangkak dari 0. Dari sesorang yang hanya ngekost disebuah rumah kecil yang sering disebut ‘gudang buku’ oleh anak gadisnya. Dari sesorang yang dulu sangat ‘papa’ tidak memiliki apa-apa. Harus rela berdesakan di kapal ketika akan berangkat atau pulang dari pulau seberang. Itu saja belum selesai. Perjuangan masih dilanjutkan dengan menghabiskan waktu 7jam di bis untuk bertemu buah hatinya.  Belum lagi harus naik bis lagi untuk bertemu istrinya. Sungguh masa-masa sulit. Istri, anak dan suami harus hidup terpisah. Semua itu harus dilakukan demi sebuah masa depan yang lebih baik.
Masa sulit yang akan selalu indah dikenang karna dilakukan sepenuh hati dengan penuh keikhlasan. Terlebih dilalui bersama istri tercinta. Alhamdulillah meski sekarang masih merantau, setidaknya istri dan buah hati mereka telah berkumpul menjadi satu. Mereka telah memiliki sebuah istana impian, sebuah kendaraan yang bisa mengantar mereka sekeluarga, telah menjadi tuan tanah, rumah kost di perantauan telah menjadi hak miliknya, banyak mewujudkan impian kedua orang tua untuk membangun dan memperbaiki rumah, baik itu orang tua asli maupun mertua, sungguh tidak ada kata yang pantas diucapkan selain Alhamdulillah,, nikmat Allah yang teramat luar biasa.
Pencapaian fantastis. Di usia kakak lelaki Saya yang memasuki usia 42 tahun. Kematangan ekonomi, sosial dan emosional. Banyak hal yang telah dicapai oleh ‘Kakang Prabu’. Lelaki hebat dimata Saya..dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Selalu kucoba menerima dengan sempurna. Seperti ia memberikan semuanya kepada Saya. Tanpa berhitung tanpa mengharapkan  balasan selain ‘doa’. Doa yang tulus, doa untuk dirinya dan keluarganya. Doa kebahagiaan, kesehatan dan keselamatan dirinya dan keluarganya. Itu saja yang ia harapkan dari Saya. Simpel..bukan.
Sungguh Saya selalu merindukan saat-saat kebersamaan kami. Saat bisa saling mengejek, saat bisa saling bercerita. Saya terkadang menyesal saat ia singgah ke rumah dan Saya belum sempat mijeti ‘memijat’. Beliau suka sekali Saya pijat.. karna hanya itu wujud bakti Saya kepadanya. Karna baru itu yang bisa Saya lakukan. Ia yang selama ini menjadi tulang punggung keluarga. Tidak hanya di keluarganya sendiri, tapi juga keluarga kami. Ia bekerja keras untuk membahagiakan banyak keluarga. Ia mencukupi semua kebutuhan keluarga bapak ibu, Saya, keluarganya sendiri, keluarga mertua dan banyak keluarga yang telah ia buat tersenyum atas bantuannya.
Kakang Prabu kadang kula, ia tidak hanya sebagai kadang ‘ keluarga’  bisa menjelma menjadi teman, kakak dan Ayah. Ia memposisikan diri sebagai pengganti orang tua, membiayai semua kebutuhan Saya, kuliah saya.. bahkan biaya untuk pernikahan Saya sudah disiapkan..
Ehem.. Saya sedang mencoba menahan air mata.
 Semua ia berikan tulus ikhlas,, tanpa mengharap kembali dalam bentuk materi. Kalau dihitung sudah berapa puluh juta dana yang  dikeluarkan untuk Saya. Ia menyadari bahwa kebersamaan kami yang relatif sedikit.Ia merasa harus menebus semua itu dengan membuat Saya bahagia dan merasa berkecukupan. Ia memberikan segala sesuatu yang Saya butuhkan dan Saya inginkan. Bayar kuliah, kost, kebutuhan sehari-hari, belum lagi biaya kesehatan Saya. Saat Saya harus operasi, saat saya harus melakukan pengobatan rutin selama beberapa bulan. Biaya yang tidak sedikit, ketika Saya harus kontrol setiap 10 hari sekali. Sungguh.. Saya bingung ketika ditanya bagaimana kamu akan membalas semuanya?!
            Beberapa waktu lalu Saya mendapatkan kesempatan langka. Saya melakukan perjalanan berdua dengan kakang prabu. Berdua saja, tidak ada bapak ibu, tidak ada anak dan istrinya dan tidak ada keluarga Saya yang lain. Sungguh quality time yang teramat langka selama 18 tahun terakhir ini. Saya merasakan kebahagiaan yang luar biasa.. Alhamdulillah Ya Rabb atas kesempatan ini..bahagia itu sederhana. Saya bisa bercerita banyak selama perjalanan 3.5 jam. Malam itu jalanan tidak terlalu ramai. Jadi Saya bisa ngobrol dengan leluasa. Bahasa langit berbicara bahwa mengijinkan kami untuk menikmati perjalanan ini bersama. Saya ngobrol tentang teman, keluarga, dan soal orang yang obsesif dengan Saya. Masku mengatakan ‘kalau memang tidak suka, jangan dipaksa..jangan karna tidak ada yang lain, sabar saja pasti ada yang terbaik’.
Di tengah  laju mobil dan suara manusia-manusia angin di jalan tol Saya mencoba meresapi nasehat itu. Ia benar, Saya harus tegas.  Masku sering menasehati soal pernikahan. Menikah itu tidak seperti membeli baju. Kalau tidak suka tidak dipakai. Menikah itu sekali seumur hidup. Karna Saya selalu menceritakan soal lelaki yang mencoba mendekati, modusi, bahkan kasus terburuk dalam hidup yang berhubungan dengan laki-laki. Termasuk malam itu. Kakakku bertanya apa ada teman dekat atau sejenisnya di kampus? Saya menggeleng, tidak ada. Semua biasa saja. Memang kenyataannya begitu,, Saya sempat merasakan bagai remaja tanggung yang sedang merasakan suka itu hanya sekali. Tapi ternyata itu bukan suka hanya sebatas kagum saja. Sebagai seorang muslim yang tau bagaimana batasan menjalin hubungan dengan lain jenis.
Saya tahu mungkin sedikit muncul kekhawatiran,, maklum saja kakakku menikah dengan istrinya saat istrinya berusia 23 tahun. Kedua kakak perempuanku menikah di usia 24 tahun lebih dua bulan. Sedangkan usiaku saat ini hampir 24 tahun. Tepat bulan ini..insyaAllah. Wajar saja semua merasa sedikit khawatir. Ibuk yang rajin menanyakan. Sudah ada kenalan belum? Seperti biasa Saya hanya menjawab dengan senyum dan menggeleng. Tapi Saya percaya, kekuatan doa ibu, bapak dan keluarga  yang begitu tulus dan memohonkan jodoh yang terbaik untuk Saya akan mengantarkan Saya bertemu dengannya.. insyaAllah. Saya hanya bisa berbenah diri, memantaskan, melayakkan diri menjadi seorang istri sholihah dan ibu yang baik untuk anak-anak Saya kelak. Saya percaya Allah Sudah menyiapkan ‘Kamajaya’ untuk Saya. :D
            Hari ini adalah hari ke empat Saya berada di rumah kakak Saya. Sejak Saya ikut dengannya malam Sabtu kemarin. Seharusnya Saya sudah berada di Jogja, masih banyak hal yang belum Saya selesaikan termasuk revisi Saya. Ya Allah,, setelah Saya sampai di Jogja..mudahkan semua urusan Saya. Itu permohonan yang Saya harapkan. Kakak Saya belum juga menghubungi travel. Entah sengaja lupa atau mengulur waktu agar Saya tinggal di sini lebih lama. Saya nikmati setiap kebersamaan Saya. Obrolan pagi, saat menunggu istrinya pulang dari mengajar, obrolan sore  saat minum teh bersama, obrolan setelah makan. Semua obrolan yang kami lakukan. Saya menikmatinya.. Saya juga menikmati bisa mengecat rambut kakang prabuku.
Terakhir Saya ke sini bulan Januari 2013. Lama sekali bukan..Itu pun Saya kesini karna mampir kondangan di Pekalongan. Di rumah hanya ada mbak ipar dan anaknya. Karna kakaku sedang di Borneo. Saya juga sering melewatkan moment ketika keluarga Saya berkunjung kemari, Saya terlalu sibuk dengan urusan Saya, kegiatan Saya di luaran sana. Saya selalu mengomel pada diri sendiri, ‘kenapa kamu menjadi sok sibuk, kenapa kamu sampai tidak punya banyak waktu untuk keluarga, lalu ketika kamu tertimpa masalah besar siapa yang membantu menyelesaikannya?! Teman-temanmu yang kau bela mati-matiian, atau kegiatanmu yang teramat kamu cintai, yang menghabiskan waktumu dari senin sampai minggu untuk mengurusnya?!? ‘
Yah,, itulah dialog kepada diri Saya sendiri ketika banyak sekali ujian yang Allah berikan kepada Saya. Keluarga Saya adalah sumber kekuatan  setelah Allah, serentetan kehilangan yang saya alami, membuat Saya tergoncang, secara psikologis. Belum lagi harus mendengar ocehan manusia-manusia yang hanya bisa ‘komentar’ tanpa tahu seberapa besar perjuangan yang Saya lakukan. Keluarga Saya memberikan solusi dan motivasi,,mereka juga melafalkan doa untuk diri Saya. Saya yakiin itu.
Kakak Saya ini juga menjadi solusi atas permasalah yang menimpa Saya, membelikan laptop baru, hp baru dan juga menyelesaikan permasalahan yang Saya simpan selama berpuluh tahun silam, kakak lelaki Saya ini yang membantu menyelesaikannya,, banjiir airmata kalau mengingat itu. T_T
            Saya berjanji sejak kejadian itu, Saya akan mencoba lebih adil dan proporsional lagi dalam mengatur waktu. Berjuang di jalan ALLAH adalah sebuah keniscayaan, menegakkan kalimat Allah juga sebuah keharusan, tapi Saya juga ingin mengabdi untuk keluarga memberikan setitik rona bahagia dengan hal sederhana yang Saya bisa. Saya ingin selalu  ada ketika keluarga Saya membutuhkan.
            Saya sering kali berandai-andai, coba ada satu manusia lagi yang sama sepertimu mas,, aku pasti akan jadikan dia suami. Saya selalu menginginkan sosok suami tanggung jawab seperti masku, suami yang tulus ikhlas membantu seperti masku, suami yang tidak itungan  dan pelit seperti masku.
Kalau boleh jujur Saya selalu takut mendapatkan suami yang ‘pelitan’  *meminjam  istilah Adisty.
Bagaimana tidak, Saya terlahir dari keluarga yang terbiasa saling membantu sama lain, meskipun masing-masing telah berkeluarga tidak ada istilah sungkan dalam membantu. Yang berlebih secara materi memberi kepada yang masih kurang. Semua itu hasil didikan bapak Saya. Sesama anak itu harus rukun. Benar saja, kakak-kakak Saya mengamalkan itu. Saya terhitung yang masih kurang, terlebih masih menjadi tanggungan orang tua. Karna Saya belum mentas.  Saya meskipun belum punya pekerjaan secara tetap. Setiap kali memiliki rejeki berlebih entah itu berasal dari kakak-kakak Saya atau hasil saya pentas. Saya selalu mentraktir keponakan, membelikan apa yang mereka suka, memberi kado saat mereka ulang tahun. Karna baru itu yang bisa Saya lakukan. Keponakan juga takut memiliki om yang pelitan. Mereka mendambakan om yang sering traktir keponakan. Ketika ketakutan-ketakutan itu segera Saya usir dengan berdoa. Itulah rahasia dari dibalik kuatnya seseorang. Dalam doa ada keyakinan.. Keyakinan kepada pencipta terhadap apa yang Allah tetapkan.
Malam ini bulan purnama dan Saya bisa menatap langit indah bersama kakang prabu.
Kebersamaan yang akan selalu Saya rindukan..
            Karna saat malam..Saya teringat masa kecil dulu. Karna ia sering menggendong Saya menyanyikan lagu mengapa-mengapa. Aktivitas itu terus berlangsung hingga Saya berusia 6 th. Saya selalu merindukan sosok kakak laki-laki. Kalau saja jarak kelahiran kami tidak terlalu jauh. Saya ingin sekali ada pengawal di sekolah. Jadi tidak ada yang mengganggu Saya atau membully ketika di sekolah. Ahhh..sudahlah,, kalau jarak kami terlalu dekat mungkin Saya tidak akan bisa kuliah, mungkin Saya tidak mendapatkan secercah cahaya indah yang bernama hidayah. Saya menemukannya ketika Saya mencari,, setelah lulus SMA dan bertemu orang-orang yang sedang berusaha untuk menjadi baik, bukan orang-orang yang terbaik.
            Selama kuliah bertemu dengan orang dari penjuru kota. Kami bertemu dan saling melakukan interaksi.  Saya masih saja merindukan kakak laki-laki. Mungkin tanpa disadari Saya agak manja kepada orang yang lebih tua. Senang sekali diperlakukan seolah menjadi adik. Saya melihat sebuah ketulusan. Bukan yang lainnya. Sekalipun kita tidak pernah berikrar ‘kita kakak adik ya?’. Semoga saja segala sikap Saya bisa dimaklumi, ketika Saya kelabakan ketika kehilangan sesuatu, atau sedang mengalami kesulitan. Ada banyak sosok kakak yang hadir membantu, dengan senang hati tanpa mengharap kembali. Saya selalu merasa diemong. Semoga saja tidak muncul salah sangka, atas kehebohan Saya, segala bentuk sikap ekspresif yang Saya tunjukkan ketika bertemu. Saya menyukai kalian semua,sebagai kakak..sebagai saudara. Tidak lebih dari itu. Sungguh... jangan salah sangka.
Saya hanya bisa memanjatkan doa kepada penggenggam kehidupan..”Allah,, lindungilah kakak Saya dan keluarganya dimanapun ia berada, muliakanlah dia, berikanlah kesehatan, keberkahan dalam setiap aktivitas dan kekuatan iman. Ijinkan Saya memberikan yang terbaik, ijinkan Saya selalu berbakti kepadanya. Saya sangat mencintainya Ya Allah.. terimakasih atas semua nikmat ini. Diantara milyaran manusia di muka bumi, Engkau ijinkan nyawaku tumbuh dan hidup dalam perut ibuk. Hingga aku menjadi adik dari kakak terhebat ini. Terimakasiih Ya Allah.. kalau masih ada orang yang sebaik kakakku berikan satu untukku Ya Rabb.. “ Aamiin
            Batang, 8 Oktober 2014

1 komentar:

  1. Merkur Slots Machines - SEGATIC PLAY - Singapore
    Merkur Slot Machines. 5 gri-go.com star herzamanindir.com/ rating. The Merkur https://septcasino.com/review/merit-casino/ Casino game was the first to feature ventureberg.com/ video slots in the entire casino, https://deccasino.com/review/merit-casino/

    BalasHapus