Selasa, 11 November 2014

My Rocktober

Bulan Oktober.. bulan kesepuluh pada penanggalan Masehi. Bagi Saya bulan Oktober terasa berbeda dibandingkan dengan bulan yang lain. Mengapa?? Karena pada hari ke-23 di bulan ini Saya dilahirkan ke dunia. Setelah melewati tiga Oktober kelabu..Mendung berkabut itu telah berganti menjadi lebih cerah..

Oktober 2011
          Di hari pergantian umur Saya yang ke 21. Engkau ingatkan aku Ya Rabb tentang ‘kematian’. Saya menghabiskan tanggal 23 Oktober 2011 di rumah sakit.. karna tanggal 24 Oktober Saya harus operasi amandel. Saat saya didorong menuju ruang operasi..kening dan pipi  Saya dicium bapak, ibu, mbak secara bergantian hingga akhirnya masuk ke ruang operasi. Semua keluarga menunggu di luar.
          Memasuki ruang operasi takut.. dipasang kabel-kabel gitu..,hingga detak jantung Saya dapat terdeteksi lewat alat tersebut. Persis sama kaya yang kita lihat di sinetron atau film. Entah alat apa itu namanya.. kemudian saya dibius. Sempat terpikir jika saat Saya dibius kemudian tidak sadar lagi bagaimana Ya Allah.. Saya serahkan semua pada Allah. Hidupku,,ibadahku,, dan matiku hanya untuk-Mu Ya Rabb..
          Operasi Alhamdulillah berjalan dengan lancar. Tapi ya gituu,, proses pemulihannya lama sekali.. Saya ga bisa ngomong ga bisa makan. Bahkan ada daftar menu yang harus dipatuhi. Maklum saja operasi amandel di usia dewasa lebih sulit pemulihannya. Terlebih lagi, harus membentuk sistem imun baru. Setelah operasi jadi gampang sakit, sering radang, gak bisa nyanyi kaya dulu lagi terlebih lagu pop. Kaya ada ruangan yang kosong gitu di tenggorokan. Tapi Saya nikmati semuanya..ini bentuk cinta Allah agar Saya lebih bersyukur tentang nikmat sehat.

Oktober 2012
          Kesehatan Saya kembali terganggu..  Saya sering mengalami sakit kepala yang teramat dahsyat, mata terasa mau copot, mual dan paling parah adalah tidak kuat melihat ke layar laptop. Awalnya Saya anggap biasa saja, karna Saya mengalami ini sejak SMA. Bahkan Saya sempat mencatat dalam buku agenda.. selama satu pekan sakit kepala itu tak kunjung berkurang justru semakin menjadi. Saya benar-benar tidak kuat menahan..hingga akhirnya bercerita kepada Mbak Erna. Kami pun janjian di Rumah Sakit YARSIS.
Saya meluncur dari Jogjakarta menuju Surakarta dan bertemu di Rumah Sakit Islam Surakarta. Kami  mengantri di dokter syaraf. Saya pun harus melakukan pemeriksaan EEG. Kepala saya dipasang kabel-kabel gitu yang menghubungkan ke sebuah alat. Hasil pemeriksaan itu menyatakan bahwa ada yang tidak beres dengan syaraf di kepala Saya. Meskipun stadiumnya masih awal.. ini dikategorikan migrain. Dokter sempat bertanya “apakah pernah jatuh?”. Saya rasa tidak pernah. Berdasarkan Hasil pemeriksaan itu ada bagian otak yang dicentang oleh dokter. Saya pun mencari tahu lewat internet apa fungsi bagian itu.. Yaah ternyata benar. Saya juga merasakan keluhan pada fungsi tersebut. Tapi Saya beruntung sekali mendapatkan dokter yang begitu baik, sabar, dan tidak membuat pasien semakin panik. Beliau hanya mengatakan banyak olahraga. .beliau juga bertanya Saya tahajud berapa rakaat. Beliau meminta Saya menambah jumlah rakaat ketika shalat tahajud. MasyaAllah.. dokter yang selalu  mengajak pasien melibatkan Allah dalam penyembuhan.
Dokter Saya kebetulan tinggal di Jogja meskipun praktek di Solo ketika pagi sampai siang. Jadi Saya bisa kontrol di rumah. Saya merutinkan pengobatan. Setiap 10 hari sekali kontrol. Hal yang menyakitkan adalah saat bahu saya harus disuntik.   Meskipun pusing berkurang tapi lemaas rasanya. Kontrol pertama Saya diantar mbak.. yang dengan rela datang dari Boyolali untuk mengantarkan  kontrol. Kontrol selanjutnya Saya berangkat sendiri. Pernah nangis  di taksi waktu kontrol karna gak ada teman yang mengantar. Saya sebenarya tidak boleh terlalu capek, mendapatkan tekanan, dan hindari berjemur di sinar matahari yang menyengat serta tidak bisa mendengar suara yang terlalu keras. Waktu itu di tengah pengobatan 10 hari pertama Saya. Saya harus mengurus konser. Banyak dinamika,,tekanan dan lain sebagainya. Saya anggap ini sebagai terapi penyembuhan. Walau sebenarnya kalau boleh jujur sangat menguras hati. Mencuri-curi waktu untuk meminum obat agar tidak ketahuan kalo Saya sedang kurang fit. Saya tetap berusaha memberikan yang  terbaik, semampu yang Saya bisa, entah apapun komentar orang. Saya bekerja dan berkarya karna Allah. Saat ini Alhamdulillah sudah semakin stabil,, jarang sekali kambuh. Saya sebisa mungkin menjaga diri, menghindari segala sesuatu yang dapat memicu saya sakit. Karna hanya Saya yang tahu dan dapat mengukur seberapa ketahanan diri Saya.
Oktober 2013
        Setelah dua tahun berturut-turut melalui Oktober kelabu. Ada ketakutan tersendiri melalui bulan ini. Sempat berfikir,, Ya Allah apa lagi yang ingin kau ajarkan padaku di bulan ini. Ternyata benar 8 Oktober 2013 Saya dijambret di dekat RS Bethesda. Tidak ada yang menolong. Saya sudah berteriak,, tapi sendi-sendi kaki terasa lemas tak mampu mengejar. Bagaimana mau mengejar,, Saya naik sepeda onthel  sedangkan jambret itu naik motor. Saya pulang ke kos dengan lemas. Nangis.. takut.. gak karuan. Hingga malam harinya Saya dijemput oleh Mbak dan Mas pulang ke Boyolali. Sungguh malam harinya sampai beberapa hari setelah kejadian itu Saya mengigau  saat Saya memejamkan mata masih terbayang kejadian itu..dan berteriak jambret..jambret..
Semuanya teteap Saya terima dengan lapang,, segala bentuk cinta Allah yang teramat indah. Saya masih beruntung selamat,, karna banyak kejadian penjambretan  yang berujung pada maut.

My Rocktober 2014.. Alhamdulillah.
          Tepat tanggal 23 Oktober 2014 Saya mendapatkan tanda tangan pengesahan Dekan dalam Skripsweet. Allah menyiapkan skenario secantik ini. Sungguh diluar dugaan. Setelah mengalami banyak kendala finally i pass it.  Akhir Oktober yaitu tanggal 31 Saya resmi menyandang gelar Sarjana Pendidikan. Alhamdulillah..kado terindah ini Saya persembahkan untuk kedua orang tua dan keluarga.. Karna mereka..Saya kuat dan terus berjuang memberikan yang terbaik.. Love u all keluarga Si doelku.
          Kalau boleh jujur Saya ingin menikah di bulan Oktober. Itu obrolan dengan teman Saya di awal kuliah. Waktu itu kami berkata  akan menikah di bulan kelahiran  kita masing-masing.  Ada yang benar-benar kenyataan sih.. tapi ada juga yang belum menikah. Sabar kawan.. kita tuh disuruh belajar lagi dan lagi agar layak bersanding dengan jodoh yang Allah siapkan. J
Usia Saya genap 24 tahun bulan ini..
Ingat lagunya Ebiet //Dua puluh empat tahun,, hamba di dunia hamba banyak dosa..hamba mohon ampun...//
Ya Rabb..terimakasih atas nikmat ini,,, Engkau masih ijinkan mata ku terbuka melihat indahnya dunia sampai hari ini..terus ajari aku merasa Ya Rabb..
Ya Allah..berkahilah usia hamba,, jadikan hamba sebaik-baik manusia karna memberikan kemanfaatan bagi sesama, bagi agama, bagi nusa dan bangsa..
Ya Rabb.. masih banyak yang ingin kuraih.. Engkau sangat paham pasti.. bahkan yang tersimpan di hati Saya Engkau selalu kabulkan. Apalagi yang sering Saya ucapkan dan Saya tulis..
Saya yakin Engkau sebaik-baiknya pembuat skenario..berikan Saya yang terbaik..jika memang itu baik untukku, untuk agamaku dan bermanfaat bagi umat mudahkanlah semuanya..
Berikanlah hamba kelapangan hati agar bisa melihat lebih dekat segala bentuk ketetapan yang Engkau berikan.
Aamiiin..Aamiin.
Penggrebekan di Kamar Kos saat Milad. :)


Yudisum (Mb Aulia, Aku, Putri Kunyit, Akh Nawawi)

Kamis, 09 Oktober 2014

KEBERSAMAAN YANG SELALU DIRINDUKAN




            Apa yang ada di pikiran anda ketika ditanya, makna dari sebuah kebersamaan? Apakah kita akan merasakan bahagia?!Mungkin saja Iya, ketika kata ‘bersama’ disambung dengan  kata  ‘hidup bersama’, ‘tinggal bersama’, ‘menghabiskan waktu bersama’, lalu kalau ‘mati bersama’ apakah itu  juga bisa dikatakan sebuah kebahagiaan? Mungkin juga iya, terlebih jika mati bersama orang yang terkasih.
            Saya ingin menceritakan tentang sebuah kebersamaan. Sebuah kebersamaan yang indah. Kebersamaan yang sangat jarang dirasakan. Kebersamaan yang selalu kurindukan.. Setiap detik yang dilalui bersama terasa begitu cepat.Serasa ingin menghentikan sejenak. Sejenak saja,, merasakan setiap hela nafas dan denyut nadi lebih istimewa dari biasanya karna sedang  ‘bersama’ seseorang. 
            Seseorang yang membuat Saya merasa teramat istimewa, seseorang yang menjadi salah satu  deretan anugerah terindah yang Allah berikan untuk Saya. Selama 18 tahun terakhir ini, Saya harus merelakan berpisah dengannya. Hanya bertemu sesekali. Saat lebaran atau saat liburan sekolah. Paling lama kebersamaan kami mungkin hanya sekitar satu pekan. Pernah suatu ketika Saya mencoba menghitung kebersamaan kami, jika dikumpulkan selama 18 tahun terakhir ini. Mungkin hanya sekitar 1 tahun. 1 tahun yang terdiri 365 hari. Itu hanya kira-kira saja. Mungkin tidak sampai sebanyak itu kami bersama.. Ironis bukan?!
            Sejak usia Saya 6 tahun, Saya harus mulai terbiasa berpisah dengannya. Harus belajar ikhlas, menerima bahwa kebersamaan kami hanya satu dua hari saja. Terhitung sejak Ia memutuskan untuk merantau ke Pulau Borneo. Saya harus tega membunuh setiap kali kerinduan itu muncul. Kerinduan seorang adik perempuan kepada kakak lelaki satu-satunya. 18 tahun sudah kakak Saya merantau. Merangkak dari 0. Dari sesorang yang hanya ngekost disebuah rumah kecil yang sering disebut ‘gudang buku’ oleh anak gadisnya. Dari sesorang yang dulu sangat ‘papa’ tidak memiliki apa-apa. Harus rela berdesakan di kapal ketika akan berangkat atau pulang dari pulau seberang. Itu saja belum selesai. Perjuangan masih dilanjutkan dengan menghabiskan waktu 7jam di bis untuk bertemu buah hatinya.  Belum lagi harus naik bis lagi untuk bertemu istrinya. Sungguh masa-masa sulit. Istri, anak dan suami harus hidup terpisah. Semua itu harus dilakukan demi sebuah masa depan yang lebih baik.
Masa sulit yang akan selalu indah dikenang karna dilakukan sepenuh hati dengan penuh keikhlasan. Terlebih dilalui bersama istri tercinta. Alhamdulillah meski sekarang masih merantau, setidaknya istri dan buah hati mereka telah berkumpul menjadi satu. Mereka telah memiliki sebuah istana impian, sebuah kendaraan yang bisa mengantar mereka sekeluarga, telah menjadi tuan tanah, rumah kost di perantauan telah menjadi hak miliknya, banyak mewujudkan impian kedua orang tua untuk membangun dan memperbaiki rumah, baik itu orang tua asli maupun mertua, sungguh tidak ada kata yang pantas diucapkan selain Alhamdulillah,, nikmat Allah yang teramat luar biasa.
Pencapaian fantastis. Di usia kakak lelaki Saya yang memasuki usia 42 tahun. Kematangan ekonomi, sosial dan emosional. Banyak hal yang telah dicapai oleh ‘Kakang Prabu’. Lelaki hebat dimata Saya..dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Selalu kucoba menerima dengan sempurna. Seperti ia memberikan semuanya kepada Saya. Tanpa berhitung tanpa mengharapkan  balasan selain ‘doa’. Doa yang tulus, doa untuk dirinya dan keluarganya. Doa kebahagiaan, kesehatan dan keselamatan dirinya dan keluarganya. Itu saja yang ia harapkan dari Saya. Simpel..bukan.
Sungguh Saya selalu merindukan saat-saat kebersamaan kami. Saat bisa saling mengejek, saat bisa saling bercerita. Saya terkadang menyesal saat ia singgah ke rumah dan Saya belum sempat mijeti ‘memijat’. Beliau suka sekali Saya pijat.. karna hanya itu wujud bakti Saya kepadanya. Karna baru itu yang bisa Saya lakukan. Ia yang selama ini menjadi tulang punggung keluarga. Tidak hanya di keluarganya sendiri, tapi juga keluarga kami. Ia bekerja keras untuk membahagiakan banyak keluarga. Ia mencukupi semua kebutuhan keluarga bapak ibu, Saya, keluarganya sendiri, keluarga mertua dan banyak keluarga yang telah ia buat tersenyum atas bantuannya.
Kakang Prabu kadang kula, ia tidak hanya sebagai kadang ‘ keluarga’  bisa menjelma menjadi teman, kakak dan Ayah. Ia memposisikan diri sebagai pengganti orang tua, membiayai semua kebutuhan Saya, kuliah saya.. bahkan biaya untuk pernikahan Saya sudah disiapkan..
Ehem.. Saya sedang mencoba menahan air mata.
 Semua ia berikan tulus ikhlas,, tanpa mengharap kembali dalam bentuk materi. Kalau dihitung sudah berapa puluh juta dana yang  dikeluarkan untuk Saya. Ia menyadari bahwa kebersamaan kami yang relatif sedikit.Ia merasa harus menebus semua itu dengan membuat Saya bahagia dan merasa berkecukupan. Ia memberikan segala sesuatu yang Saya butuhkan dan Saya inginkan. Bayar kuliah, kost, kebutuhan sehari-hari, belum lagi biaya kesehatan Saya. Saat Saya harus operasi, saat saya harus melakukan pengobatan rutin selama beberapa bulan. Biaya yang tidak sedikit, ketika Saya harus kontrol setiap 10 hari sekali. Sungguh.. Saya bingung ketika ditanya bagaimana kamu akan membalas semuanya?!
            Beberapa waktu lalu Saya mendapatkan kesempatan langka. Saya melakukan perjalanan berdua dengan kakang prabu. Berdua saja, tidak ada bapak ibu, tidak ada anak dan istrinya dan tidak ada keluarga Saya yang lain. Sungguh quality time yang teramat langka selama 18 tahun terakhir ini. Saya merasakan kebahagiaan yang luar biasa.. Alhamdulillah Ya Rabb atas kesempatan ini..bahagia itu sederhana. Saya bisa bercerita banyak selama perjalanan 3.5 jam. Malam itu jalanan tidak terlalu ramai. Jadi Saya bisa ngobrol dengan leluasa. Bahasa langit berbicara bahwa mengijinkan kami untuk menikmati perjalanan ini bersama. Saya ngobrol tentang teman, keluarga, dan soal orang yang obsesif dengan Saya. Masku mengatakan ‘kalau memang tidak suka, jangan dipaksa..jangan karna tidak ada yang lain, sabar saja pasti ada yang terbaik’.
Di tengah  laju mobil dan suara manusia-manusia angin di jalan tol Saya mencoba meresapi nasehat itu. Ia benar, Saya harus tegas.  Masku sering menasehati soal pernikahan. Menikah itu tidak seperti membeli baju. Kalau tidak suka tidak dipakai. Menikah itu sekali seumur hidup. Karna Saya selalu menceritakan soal lelaki yang mencoba mendekati, modusi, bahkan kasus terburuk dalam hidup yang berhubungan dengan laki-laki. Termasuk malam itu. Kakakku bertanya apa ada teman dekat atau sejenisnya di kampus? Saya menggeleng, tidak ada. Semua biasa saja. Memang kenyataannya begitu,, Saya sempat merasakan bagai remaja tanggung yang sedang merasakan suka itu hanya sekali. Tapi ternyata itu bukan suka hanya sebatas kagum saja. Sebagai seorang muslim yang tau bagaimana batasan menjalin hubungan dengan lain jenis.
Saya tahu mungkin sedikit muncul kekhawatiran,, maklum saja kakakku menikah dengan istrinya saat istrinya berusia 23 tahun. Kedua kakak perempuanku menikah di usia 24 tahun lebih dua bulan. Sedangkan usiaku saat ini hampir 24 tahun. Tepat bulan ini..insyaAllah. Wajar saja semua merasa sedikit khawatir. Ibuk yang rajin menanyakan. Sudah ada kenalan belum? Seperti biasa Saya hanya menjawab dengan senyum dan menggeleng. Tapi Saya percaya, kekuatan doa ibu, bapak dan keluarga  yang begitu tulus dan memohonkan jodoh yang terbaik untuk Saya akan mengantarkan Saya bertemu dengannya.. insyaAllah. Saya hanya bisa berbenah diri, memantaskan, melayakkan diri menjadi seorang istri sholihah dan ibu yang baik untuk anak-anak Saya kelak. Saya percaya Allah Sudah menyiapkan ‘Kamajaya’ untuk Saya. :D
            Hari ini adalah hari ke empat Saya berada di rumah kakak Saya. Sejak Saya ikut dengannya malam Sabtu kemarin. Seharusnya Saya sudah berada di Jogja, masih banyak hal yang belum Saya selesaikan termasuk revisi Saya. Ya Allah,, setelah Saya sampai di Jogja..mudahkan semua urusan Saya. Itu permohonan yang Saya harapkan. Kakak Saya belum juga menghubungi travel. Entah sengaja lupa atau mengulur waktu agar Saya tinggal di sini lebih lama. Saya nikmati setiap kebersamaan Saya. Obrolan pagi, saat menunggu istrinya pulang dari mengajar, obrolan sore  saat minum teh bersama, obrolan setelah makan. Semua obrolan yang kami lakukan. Saya menikmatinya.. Saya juga menikmati bisa mengecat rambut kakang prabuku.
Terakhir Saya ke sini bulan Januari 2013. Lama sekali bukan..Itu pun Saya kesini karna mampir kondangan di Pekalongan. Di rumah hanya ada mbak ipar dan anaknya. Karna kakaku sedang di Borneo. Saya juga sering melewatkan moment ketika keluarga Saya berkunjung kemari, Saya terlalu sibuk dengan urusan Saya, kegiatan Saya di luaran sana. Saya selalu mengomel pada diri sendiri, ‘kenapa kamu menjadi sok sibuk, kenapa kamu sampai tidak punya banyak waktu untuk keluarga, lalu ketika kamu tertimpa masalah besar siapa yang membantu menyelesaikannya?! Teman-temanmu yang kau bela mati-matiian, atau kegiatanmu yang teramat kamu cintai, yang menghabiskan waktumu dari senin sampai minggu untuk mengurusnya?!? ‘
Yah,, itulah dialog kepada diri Saya sendiri ketika banyak sekali ujian yang Allah berikan kepada Saya. Keluarga Saya adalah sumber kekuatan  setelah Allah, serentetan kehilangan yang saya alami, membuat Saya tergoncang, secara psikologis. Belum lagi harus mendengar ocehan manusia-manusia yang hanya bisa ‘komentar’ tanpa tahu seberapa besar perjuangan yang Saya lakukan. Keluarga Saya memberikan solusi dan motivasi,,mereka juga melafalkan doa untuk diri Saya. Saya yakiin itu.
Kakak Saya ini juga menjadi solusi atas permasalah yang menimpa Saya, membelikan laptop baru, hp baru dan juga menyelesaikan permasalahan yang Saya simpan selama berpuluh tahun silam, kakak lelaki Saya ini yang membantu menyelesaikannya,, banjiir airmata kalau mengingat itu. T_T
            Saya berjanji sejak kejadian itu, Saya akan mencoba lebih adil dan proporsional lagi dalam mengatur waktu. Berjuang di jalan ALLAH adalah sebuah keniscayaan, menegakkan kalimat Allah juga sebuah keharusan, tapi Saya juga ingin mengabdi untuk keluarga memberikan setitik rona bahagia dengan hal sederhana yang Saya bisa. Saya ingin selalu  ada ketika keluarga Saya membutuhkan.
            Saya sering kali berandai-andai, coba ada satu manusia lagi yang sama sepertimu mas,, aku pasti akan jadikan dia suami. Saya selalu menginginkan sosok suami tanggung jawab seperti masku, suami yang tulus ikhlas membantu seperti masku, suami yang tidak itungan  dan pelit seperti masku.
Kalau boleh jujur Saya selalu takut mendapatkan suami yang ‘pelitan’  *meminjam  istilah Adisty.
Bagaimana tidak, Saya terlahir dari keluarga yang terbiasa saling membantu sama lain, meskipun masing-masing telah berkeluarga tidak ada istilah sungkan dalam membantu. Yang berlebih secara materi memberi kepada yang masih kurang. Semua itu hasil didikan bapak Saya. Sesama anak itu harus rukun. Benar saja, kakak-kakak Saya mengamalkan itu. Saya terhitung yang masih kurang, terlebih masih menjadi tanggungan orang tua. Karna Saya belum mentas.  Saya meskipun belum punya pekerjaan secara tetap. Setiap kali memiliki rejeki berlebih entah itu berasal dari kakak-kakak Saya atau hasil saya pentas. Saya selalu mentraktir keponakan, membelikan apa yang mereka suka, memberi kado saat mereka ulang tahun. Karna baru itu yang bisa Saya lakukan. Keponakan juga takut memiliki om yang pelitan. Mereka mendambakan om yang sering traktir keponakan. Ketika ketakutan-ketakutan itu segera Saya usir dengan berdoa. Itulah rahasia dari dibalik kuatnya seseorang. Dalam doa ada keyakinan.. Keyakinan kepada pencipta terhadap apa yang Allah tetapkan.
Malam ini bulan purnama dan Saya bisa menatap langit indah bersama kakang prabu.
Kebersamaan yang akan selalu Saya rindukan..
            Karna saat malam..Saya teringat masa kecil dulu. Karna ia sering menggendong Saya menyanyikan lagu mengapa-mengapa. Aktivitas itu terus berlangsung hingga Saya berusia 6 th. Saya selalu merindukan sosok kakak laki-laki. Kalau saja jarak kelahiran kami tidak terlalu jauh. Saya ingin sekali ada pengawal di sekolah. Jadi tidak ada yang mengganggu Saya atau membully ketika di sekolah. Ahhh..sudahlah,, kalau jarak kami terlalu dekat mungkin Saya tidak akan bisa kuliah, mungkin Saya tidak mendapatkan secercah cahaya indah yang bernama hidayah. Saya menemukannya ketika Saya mencari,, setelah lulus SMA dan bertemu orang-orang yang sedang berusaha untuk menjadi baik, bukan orang-orang yang terbaik.
            Selama kuliah bertemu dengan orang dari penjuru kota. Kami bertemu dan saling melakukan interaksi.  Saya masih saja merindukan kakak laki-laki. Mungkin tanpa disadari Saya agak manja kepada orang yang lebih tua. Senang sekali diperlakukan seolah menjadi adik. Saya melihat sebuah ketulusan. Bukan yang lainnya. Sekalipun kita tidak pernah berikrar ‘kita kakak adik ya?’. Semoga saja segala sikap Saya bisa dimaklumi, ketika Saya kelabakan ketika kehilangan sesuatu, atau sedang mengalami kesulitan. Ada banyak sosok kakak yang hadir membantu, dengan senang hati tanpa mengharap kembali. Saya selalu merasa diemong. Semoga saja tidak muncul salah sangka, atas kehebohan Saya, segala bentuk sikap ekspresif yang Saya tunjukkan ketika bertemu. Saya menyukai kalian semua,sebagai kakak..sebagai saudara. Tidak lebih dari itu. Sungguh... jangan salah sangka.
Saya hanya bisa memanjatkan doa kepada penggenggam kehidupan..”Allah,, lindungilah kakak Saya dan keluarganya dimanapun ia berada, muliakanlah dia, berikanlah kesehatan, keberkahan dalam setiap aktivitas dan kekuatan iman. Ijinkan Saya memberikan yang terbaik, ijinkan Saya selalu berbakti kepadanya. Saya sangat mencintainya Ya Allah.. terimakasih atas semua nikmat ini. Diantara milyaran manusia di muka bumi, Engkau ijinkan nyawaku tumbuh dan hidup dalam perut ibuk. Hingga aku menjadi adik dari kakak terhebat ini. Terimakasiih Ya Allah.. kalau masih ada orang yang sebaik kakakku berikan satu untukku Ya Rabb.. “ Aamiin
            Batang, 8 Oktober 2014

Minggu, 14 September 2014

JAJAN, BUKAN SEKEDAR ISI PERUT !!!!


Menjadi anak kos tentu akan sering makan di luar alias jajan. Ada beragam kuliner di sekitaran kos, yang wajib ada itu pasti bakaran dan penyetan, Burjo, soto, nasi goreng dan lain sebagainya.
Nah,, selama hampir enam tahun di Jogja... (gak kerasa yaa...:D )  Saya punya banyak tempat makan favorit. Saya sebut favorit karna rasanya enak dan penjualnya ramah. Karna karakter  Saya yang mungkin terlalu grapyak ‘ramah’ dan seneng ngobrol alias cerewet gitu. Jadi mudah akrab dengan orang, termasuk  kenal dekat dengan para penjual di sekitaran kos. Bahkan mereka terkadang menjadi menjelma menjadi ibu, atau menjadi bapak yang begitu ngemong. Dan Saya merasa menjadi anak mereka, terkadang rasa capek itu bisa hilang ketika bisa ngobrol dengan mereka. Bisa menceritakan banyak hal dengan mereka juga begitu menyenangkan. Bahkan saling curhat masalah pribadi itu juga menjadi hal wajar.. yaa namanya juga sudah kayak keluarga sendiri gitu.
Sungguh beruntung dan bersyukur bisa merasakan nikmatnya memiliki saudara baru di perantauan..Alhamdulillah.. terima kasih Ya Allah. Karna  saya yakin tidak semua orang merasakan apa yang saya rasakan. Berikut ini adalah keluarga Saya para penjual di Jogja.
1. Warung Nasi goreng Pak Budi 
         Warung ini letaknya di Samirono, tepatnya di Gang Guan. Bukan gangguan lho ya,, entah kenapa nama gang nya kaya gitu. Kalau di Pak Budi saya paling seneng cap cay goreng atau rebusnya. Lokasi warung Pak Budi tidak jauh dari kos saya pertama. Saya sering makan di sana dengan anak-anak kos. Oya.. kalau di Pak Budi, bisa pesen via sms dan kalau udah jadi nanti Ibu Budi sms ;udah mbak; Pernah suatu ketika pesen di Pak Budi, karna ngantri dan agak lama akhirnya ketiduran, saya sampai ditelpon berkali-kali. Tapi akhirnya bangun juga, meskipun capcay rebus saya kuahnya telah menguap dan sudah tidak terlalu panas.. hehe^^
          Pak Budi punya dua anak, yang satu perempuan masih SMP dan yang kedua namanya Dito. Waktu Saya ada tugas penelitian tentang pemerolehan bahasa pada anak, Dito menjadi salah satu objek penelitian saya. Saya gak perlu repot-repot merekam obrolan, karna ibunya Dito ada beberapa rekam suara Dito waktu menyanyi dan ngobrol. Waa...sekarang mungkin Dito sudah sekolah TK. Saya sering ngobrol dengan Pak Budi maupun istrinya tapi hanya hal-hal yang bersifat umum saja. Kadang Pak Budi bercanda dengan istrinya sambil masak, meskipun hanya guyonan ringan tapi membuat terhibur.

 2. WS ‘Warung Sebelah
Warung Sebelah kos Saya ini sebenarnya warung penyet mbak Yanti tapi saya menamainyaWS. karena tulisan nama warung baru ada setelah Saya memberikan nama,, hehe. Kalau sama mbak Yanti ngobrolnya biasa aja sih, tapi lebih sering gojek sama mbak Pur. Mbak Pur itu yang bantuin mbak Yanti. Menu di mbak Yanti ada bebakaran dan goreng. WS ini selalu ramai pembeli karna sambelnya marai gobyos,, supeer pedees dahsyat deh. Bagi penyuka sambal bawang dan terasi mentah silahkan dicoba. Tapi untuk yang tidak terlalu suka pedes ada sambal matengnya juga kos. 

3. Burjo depan Kos  123
Lokasinya masih di Samirono dan di depan kos pertama Saya.  Soal menu yang sering Saya beli di sini adalah mie rebus,, walau tidak sehat sih. Tapi sesekali mengkonsumsi mie ga pa2 lah.   Kalau burjo kebanyakan kan orang Sunda yang jual, termasuk burjo ini. Saya manggilnya Aak sama teteh. Waktu dulu Saya pamitan pindah kos teteh bilang yaah,, bakal jarang kesini lagi dong neng
 4  Rumah makan Pondok Bambu
Lokasinya masih di sekitar Samirono. Tidak jauh dari masjid Inayah. Menu di warung ini beragam, ada nasi sayur, pecel, dan penyet. Saya suka beli ayam penyet atau lele penyet di warung ini.  Kalau beli penyet di sini boleh minta cabe berapa aja. Orang yang melayani ramah. Jadi ada  pegawai,seorang ibu yang ramah dan selalu memanggil dik ketika saya membeli makan di sana. Selain itu ada juga mbak Dewi. Penampilannya mirip cowok, rambutnya pendek. Selalu pakai kaos oblong.. tapi dia ramah. Malah ngajakin saya sepedaan. Saya juga tukeran nomor telpon dengan mbak Dewi sayangnya saat menjadwalkan sepedaan selalu gak jadi. Mb Dewi masih sering sms saya sampai sekarang meskipun saya udah jarang ke sana. Sesekali saya balas sms mb Dewi tapi kadang juga enggak. Gara-gara temen kos bilang disuruh hati-hati gitu, kan penampilannya juga tomboy gitu. Terlebih saya baru saja kemalingan, diwanti-wanti jangan mudah percaya dengan orang baru. Akhirnya Saya agak menjaga jarak, sebagai bentuk antisipasi.      
                                                         
       5. Penyetan Mami Rubi 
                      Lokasinya masih di Samirono juga,, kalau yang aku suka sih penyetan di sini. Meskipunada banyak  pilihan nasi sayur.  Pertama kali aku ke warung mami ini, aku melihat sebuah foto temanku perempuan satu jurusan saat wisuda berfoto dengan mamih. Awalnya kukira beliau adalah ibu dari temanku itu. Temanku sangat luar biasa dia itu sinden  dan pinter banget main karawitan.  Setelah itu aku ke sana lagi dan ada foto  baru yang dipasang  kali ini dengan temanku  laki-laki satu jurusan. Setelah mamih cerita dia juga berasal dari Boyolali. Aku tidak terlalu mengenal sih, karna tidak satu kelas dan jarang berinteraksi dengan dia. Usut punya usut mamih pun bercerita bahwa mereka yang fotonya dipasang itu sudah dianggap anak sendiri. Jadi mamih itu seneng banget ngopeni anak orang. 
   Mereka sebenarnya langganan warung di sana. Oya.. mamih itu seneng banget sama anak cewek sebenarnya jadi bawaannya pengen ngeman gitu. Kalau anak mamih sendiri cuma satu dan sudah berkeluarga. Beliau itu seorang janda. Beliau juga memiliki anak angkat ada yang masih TK, SD maupun SMA. Luar biasa ya,, di jaman seperti sekarang masih ada orang yang setulus beliau. Semoga ALLAH limpahkan kesehatan dan keberkahan untuk beliau. Saya senang beli di warung ini, karna mami selalu ngajakin ngobrol dan nemenin Saya makan kalau pas warung tidak terlalu ramai. Kadang penat yang Saya rasakan setelah aktivitas seharian menjadi berkurang.  Bisa cerita apa saja dengan beliau. Beliau juga memposisikan sebagai seorang ibu yang sedang disambati anakanya. Kehangatan seorang ibu yang sebenarnya Saya harapkan dari seorang ibu kos. Karna ibu kos Saya yang di belakang inayah tidak terlalu suka ngobrol dan jarang sekali bisa ketemu. 
6. Warung Nasi Goreng Pak Wanto
Warung ini terletak di jalan Colombo. Awalnya warung ini ada di seberang GOR UNY. Penjualnya namanya Pak Wanto dan istrinya namanya Bu Yuni. Jujur kalau nama istrinya baru saya ketahui kemarin,, biasanya manggilnya buk gitu aja. Pak Wanto itu aslinya Boyolali tepatnya di sunggingan. Jadi sesama orang Boyolali jadi merasa menemukan saudara. Menu favorit Saya di warung ini adalah kwetiau goreng atau cap cay rebus. Beneran belum ada yang semantap pak Wanto. Nasi goreng Pak Wanto juga enak lho,, ada nasi goreng kambing,  ayam dan sosis. Saya sering ke warung ini bersama teman-teman kos maupun teman ANN. Pernah syuro bareng dengan tim RND di sini, bareng mbak Cece,  dan ternyata ini juga tempat makan favoritnya teman-teman Fatih. (terutama mas Cahyo mas Chanief) Hehe ^^
Sekarang lokasi warung Pak Wanto pindah ke depan Tamara mini market. Saya baru makan lagi di sana setelah 4 bulanan gak kesana. Bisa menemukan kemana pindahnya pak wanto itu luar biasa loh. Karna terakhir saya jajan di sana akhir  Januari di warung itu sudah ada tempelan mulai awal Februari tgl 5 warung pindah dan ada nomor telponnya. Bu Yuni crita kalau mereka diminta pindah oleh pemilikik rumah. Padahal mereka belum mencari tempat jualan baru. Bu Yuni sambat  ke Saya soal mau pindah kemana. Bahkan meminta tolong kalau ada info kontrakan gitu. Saya juga diberi nomor telpon Bu Yuni.  Piye jal perasaanmu,,  disambati orang tapi belum bisa bantu. Bahkan rasa nyesek sempat hinggap ketika sudah saat-saat terakhir  kontrakan mau habis. Saya beli capcay disana, mereka belum juga menemukan kontrakan baru untuk jualan. Saya nyesel banget tanya, pak jadinya pindah dimana? Pak Wanto bilang belum dapat mbak, tapi kita akan berusaha untuk mencari sampai dapat. Waktu Saya pamitan mangga bu,, duuh gak tega melihat istrinya pak wanto berkaca-kaca.
Nah,,setelah itu saya tidak tahu lagi pak wanto pindah kemana. Karna nomor dari Bu Yuni ilang dan belum saya simpen di HP.  Saat lewat di depan kios yang biasa dipakai buat jualan orang lain. Duuh,, nggondok banget rasanya.  Sampai pada akhirnya Saya tidak lagi ngekos dan harus nglaju. Semakin membuat Saya tidak tahu dimana keberadaan Pak Wanto. Tapi yang namanya jodoh,, eeh waktu siang-siang saya nyepeda nengok ke kanan di depan FIK UNY tepatnya di depan tamara ada gerobaknya Pak Wanto. Huaaa.. rasanya seneng.. Baru malam sabtu kemarin Saya berkesempatan ke sana lagi.  Mungkin kalo dibikin FTV judulnya.. pak wanto akhirnya aku menemukanmu.. wkwkwk.
 Ternyata sudah hampir 3 bulan buka di sana. Bisa cerita banyak dengan Bu Yuni. Soal rencananya membuka  warung sop iga di Boyolali, tentang keinginannya  memiliki kontrakan untuk tinggal bersama dengan saudara yang lain karna selama ini ngekost bulanan. Serta harapannya memiliki momongan. Kalau yang terakhir ini membuat hati trenyuh,,Saya melihat lagi sorot mata Bu Yuni berkaca-kaca sama seperti saat terakhir saya ketemu. Bahkan beliau mengatakan akan datang kalau nanti Saya menikah, asalkan ada undangannya. Alhamdulillah.. bisa kembali menjalin silaturahim, rasanya ayem, tentrem dan  bahagia.

7.    Burjo Bintang
Burjo ini letaknya di depan Kos  Saya di Iromejan. Ini Burjo antimainstrem menurutku, karna tidak menjual burjo. Selain itu sayurannya juga ganti-ganti, jadi tidak hanya kering tempe, nastel, intel, dan nasi sarden saja seperti burjo pada umumnya.   Saya sering makan di sana bareng anak kos. Ibuk dan Aa biasa menyebut kami tiga dara. Karna Saya, Mega dan Tyas sering makan di sana bertiga. Tapi ya liat-liat juga kalau ada banyak cowok kita makannya di bungkus.
            Warung ini namanya burjo Bintang karena anaknya ibuk namanya Bintang. Bintang itu anak satu-satunya yang dimiliki ibuk dan Aa. Oya Saya memanggilnya bukan teteh karna ibuk aslinya Jawa timur sedangkan Aa emang asli Sunda. Ibuk Burjo namanya Bu Ika sedangkan suaminya namanya Aa Jordan. Aa itu sering jail, dan ngeledekin terus. Seringnya diledekin sama bapak-bapak yang rumahnya tepat di belakang kiosnya AA. Karna Bapaknya belum nikah jadi gitulah, agak gimana gitu kalau sama cewek. Rada horor kalau beliau juga sedang makan di sana. Saya langsung buru-buru pergi atau sengaja saya bungkus.
            Ibu dan Aa juga seperti keluarga, kami sering bertukar cerita dan pengalaman. Tak jarang juga ngajarin bintang kalau ada PR atau main ular tangga bareng di warung. Pokoke mereka itu asyiklah. Saya juga sering komunikasi sama ibuk lewat BBM atau WA sekedar tanya ibuk masak sayur apa. Nanti kalau ibuk masak toge tahu kesukaan saya, dan hari itu Saya belum makan di sana ibuk pasti langsung BBM. ‘Mbak..ada toge tahu menanti niih’. Berasa kaya di rumah kan. Saya dapat kabar kemarin, bahwa ibuk dan aa sudah pindah. Sediih rasanya belum sempat ketemu. Terakhir ketemu waktu Saya pindahan mau ke rumah. Padahal posisi Saya ada di Jogja. Ibuk sekarang di Bekasi bareng Bintang. Kalau AA pindah jualan di Semarang. Semoga mereka selalu sehat dan dalam lindungan-Mu Ya Allah.

            Mungkin baru tujuh yang Saya ceritakan, sebenarnya masih ada yang lainnya. 
Sungguh, tak henti mengucap syukur atas nikmat persaudaraan ini. Mereka yang bukan siapa-siapa Saya,begitu baik.. begitu perhatian. Mereka tidak hanya membantu mengisi perut saya, melainkan mengisi hati dan pikiran Saya. Terima kasih :D
Bagi sebagian orang, Mereka mungkin dianggap hanya penjual biasa. Karna terkadang orang hanya sekedar membeli kemudian bayar selesai. Mereka mengajarkan Saya banyak hal, dalam setiap kisah yang mereka ceritakan selalu ada pelajaran dan hikmah.
 Jadi jajan itu jangan sekedar isi perut, bayar kemudian pergi. Terlebih orang-orang yang selama bertahun-tahun membeli di warung yang sama.Kalau  sampai tidak tahu nama bahkan asli mana penjualnya.  Menurutku itu sungguh..sungguh terlalu.. :/  

Jangan lupa..tetaplah menghargai para penjual yang selalu memperlakukan kita bak raja.
Semoga cerita ini bermanfaat . Saya berharap  menemukan  Keluarga penjual  baru di sini ^_^

 
Melepas rindu dengan Cap Cay & Nasgor Pak Wanto :)

Jumat, 22 Agustus 2014

TENTANG MIMPI DAN BAJU GARIS-GARIS HIJAU

Sebelum membahas tentang baju garis-garis hijau. Sebagai Preambule  
( Haisyaaah.. bahasane bukan UUD lhoh inii)
 Saya akan membahas tentang mimpi.
Setiap orang pernah mengalami mimpi ketika tidur, kamu pasti juga kan?! Iya.. kamu.. #mainstream (katanya lagi ngetren.. haha)
          Ada yang bilang mimpi itu kembange wong turu ‘bunga tidur’. Awalnya saya  juga menganggap demikian. Tapi terkadang mimpi itu juga bisa menjadi semacam petunjuk gitu. Beberapa kali saya mengalami mimpi yang sebenarnya  itu adalah peringatan, Saya baru menyadari ketika sebuah peristiwa terjadi. Seperti sebuah mimpi, Saya memimpikan Mas Dwi  (kakak laki-laki  Saya). Kondisi dalam mimpi itu Saya sedang melihatnya bersuci gitu. Lebih jelasnya agak lupa sih, tapi itu mimpi sebelum kakak Saya pulang ke Jawa. Oya.. kakak Saya bekerja di Kalimantan tepatnya di Kotabaru.
          Kembali soal mimpi Saya. Kalau gak salah Saya bermimpi malam selasa, dan hari Rabu kakak saya mengabarkan  lewat sms ‘mohon doanya akan terbang ke Jawa’. Jujur saja sejak mimpi itu  agak deg-degan gimana gitu. Tapi saya coba stay cool, banyak berdoa.  Ternyata tepat dihari Rabu sore ada sebuah musibah, Saya dijambret. Saya tidak ingin mengingatnya lebih jelas.  Karna sampai sekarang ketika ada motor yang tiba-tiba nyalib, hati saya berdesir. Agak lebai sih kedengarannya, tapi suerr tekewer-kewer itu yang saya rasakan. Mungkin trauma. Ternyata di balik musibah itu ada masalah dalam keluarga yang kupendam selama bertahun-tahun. Dan Kakak saya yang membantu menyelesaikan. Setelah kejadian itu Saya mencoba lebih peka.  Ketika Saya bermimpi sesuatu  tidak  serta merta Saya percaya. Ketika mimpi itu datang Saya selalu mengkoreksi diri bagaimana kondisi ibadah Saya. Karna ketika kondisi ruhiyah full bisa jadi benar-benar menjadi sebuah peringatan dari Allah. 
          Sebagai seorang muslim kita tahu kan kalau mimpi yang buruk datangnya dari setan. Sebagaimana hadist yang  disebutkan dalam riwayat Imam Muslim no. 4200 dari hadits Abu Hurairah radhiallahu anhu:
إِذَا اقْتَرَبَ الزَّمَانُ لَمْ تَكَدْ رُؤْيَا الْمُسْلِمِ تَكْذِبُ وَأَصْدَقُكُمْ رُؤْيَا أَصْدَقُكُمْ حَدِيثًا وَرُؤْيَا الْمُسْلِمِ جُزْءٌ مِنْ خَمْسٍ وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا مِنْ النُّبُوَّةِ وَالرُّؤْيَا ثَلَاثَةٌ فَرُؤْيَا الصَّالِحَةِ بُشْرَى مِنْ اللَّهِ وَرُؤْيَا تَحْزِينٌ مِنْ الشَّيْطَانِ وَرُؤْيَا مِمَّا يُحَدِّثُ الْمَرْءُ نَفْسَهُ فَإِنْ رَأَى أَحَدُكُمْ مَا يَكْرَهُ فَلْيَقُمْ فَلْيُصَلِّ وَلَا يُحَدِّثْ بِهَا النَّاسَ
“Apabila hari kiamat telah dekat, maka jarang sekali mimpi seorang muslim yang tidak benar. Dan orang yang paling benar mimpinya di antara kalian adalah yang paling benar ucapannya. Mimpi seorang muslim adalah sebagian dari 45 macam nubuwwah (wahyu). Mimpi itu ada tiga macam: (1) Mimpi yang baik sebagai kabar gembira dari Allah. (2) mimpi yang menakutkan atau menyedihkan, datangnya dari syetan. (3) dan mimpi yang timbul karena ilusi angan-angan, atau khayal seseorang. Karena itu, jika kamu bermimpi yang tidak kamu senangi, bangunlah, kemudian shalatlah, dan jangan menceritakannya kepada orang lain.”

Oya.. Saya pernah berdiskusi dengan Gusti Puger. Beliau adalah seorang kepala Perpustakaan Sasana Pustaka di Keraton Surakarta. Waktu itu kami berdiskusi tentang mimpi. Saya ditanya soal  bedanya  ngimpi kuwi kembange wong turu dan kekembangane wong turu. Pada umumnya orang memaknai mimpi sebagai bunga tidur atau kembange wong turu. Lantas kalau kekembangane wong turu maknanya apa ya? Saya balik bertanya kepada Gusti Puger. Beliau mengatakan bahwa mimpi itu bisa jadi merupakan ilham dari Sang Maha Kuasa. Tidak semua orang kan bermimpi ketika tidur. Bisa jadi mimpi itu adalah sebuah pratanda. Ketika Gusti Puger menyampaikan demikian Saya teringat sesuatu. Para Nabi terdahulu pun mendapatkan ilham dari Allah berupa mimpi juga kan. Nah itulah sebabnya kenapa Saya tadi mengatakan kondisi ruhiyah menjadi pertimbangan akan makna dari  sebuah mimpi.  Walaupun tidak semua mimpi itu memang benar adanya, kadangkala saat kondisi badan tidak fit atau sedang capek akan sering bermimpi yang macam-macam.  Jadi point kedua selain kondisi ruhiyah, kondisi badan juga diperhatikan ye,,
Sejak dulu Saya selalu mempercayai mimpi baik dan tidak mempercayai mimpi buruk. ( Kayaknya hampir  semua orang juga gitu yaah,, ) wkwkwkwk :p Oke sekarang menuju ke inti…
Lalu apa hubungannya  baju garis-garis dengan mimpi?
Ceritanya begini,,,
Beberapa  waktu lalu ibu Saya bermimpi Saya diberi dua baju oleh dua orang yang berbeda. Kedua baju tersebut diberikan oleh teman Saya. Ibuk hanya mengenali wajah seseorang yang memberikan baju tersebut sedangkan yang satunya ibu tidak kenal.  Kata ibuk di mimpi Saya mengatakan begini ‘ Buk aku pilih yang hijau, karna bagus’. Masih kata Ibuk baju garis-garis hijau itu saya cuci, saya setlika rapi dan disimpan di lemari.   
Jujur yee,, ibuk cerita gitu jadi membuatku deg-degan. Kenapa? Karna dalam mimpi tersebut ada wajah orang yang  kami kenal. Dia adalah orang yang pernah mengatakan niatnya untuk melamar. Tapi  dia masih nunggu dua tiga empat dst.. tahun lagi untuk memberanikan diri datang ke rumah nembung bapak. (PHP bangeet ya..) Saya  sih tidak berharap lebih dari Dia. Emm.. enaknya kasih nama aja ya. Oke deh kita kasih nama  si dia tadi dengan nama ‘ Jojo’ .  Saya tahu Jojo mungkin orang yang cukup sukses menaklukkan hati kedua orang tua Saya. Karna Bapak saya selalu pasang tampang ‘teramah’  ketika ada laki-laki yang datang ke rumah.  Tapi dengan Jojo tidak sama sekali, Bapak baik banget malah bisa cerita A-Z gitu kaya orang yang sudah kenal lama ketika bertemu. Jojo memang sopan sih, dan menghargai banget prinsip2ku.
Terlepas dari segala hal baik tentang Jojo dan kehebatan menaklukkan hati Bapak ibuk.  Saya merasa harus menentukan sikap. Saya mulai bersikap tegas agar Jojo tidak berharap berlebihan kepada Saya. Meskipun Saya juga meminta pendapat dari Kakak-kakak Saya tentang langkah apa yang harus Saya lakukan. Pada prinsipnya mereka menyerahkan sepenuhnya ke  Saya.  Sejak saat itu dia berhenti mengusik  hidup saya. = Alhamdulillah= 
 Selama ini Saya mengaanggapnya sebagai teman seperti yang lain. Tidak ada teman laki-laki yang saya perlakukan‘spesial’ dalam hidup saya. Semua sama saja. Meskipun wujudku begini, Saya sadar..Saya ini akhwat lho cuy. Walaupun ketika berkumpul dengan teman-teman baik ikhwan atau akhwat rame dan crewetnya g ketulungan. Kalau urusan interaksi secara pribadi dengan lain jenis baik itu smsan, telpon dan lain sebagainya  Saya beneran berusaha menjaga. Terlebih untuk perkara yang g penting.  Terkadang agak susah kalau menghadapi beberapa teman. Terlebih lagi orang yang aktivitasnya jauh berbeda dengan Saya. Teman Saya SMA misalnya. Perlu waktu untuk memahamkan. Karna mereka tidak tahu wujud Saya sekarang. ( Emang berubah wujud???) Enggak berubah drastis sih cuma sedikit lebih terarah menentukan langkah. #halah
Soal mimpi ibuk tadi. Bagaimana tidak membuat Saya deg-degan.  Sempat muncul kekhawatiran  mencoba menerka apakah ini juga pertanda? Kalau Saya yang bermimpi memang belum bisa dipastikan apakah termasuk dalam pertanda atau bukan mengingat kualitas ibadahku yang fluktuatif. Tapi ini ibuku lho yang bermimpi.  Mana mungkin bisa Saya abaikan dengan mudahnya? Saya menemukan sebuah hadist yang berbunyi demikian:
الرُّؤْيَا الْحَسَنَةُ مِنْ الرَّجُلِ الصَّالِحِ جُزْءٌ مِنْ سِتَّةٍ وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا مِنْ النُّبُوَّةِ
“Mimpi baik yang berasal dari seorang yang saleh adalah satu bagian dari 46 bagian kenabian.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
MasyaAllah.. sedang ibuku adalah seorang ibu yang taat beribadah.  Ibu yang selalu sholat tepat waktu, ibu yang selalu mengaji di sela-sela menunggu warung, ibu yang tiap hari tidak lepas dari shalat dhuha dan Tahajud. Bahkan kadang Saya merasa malu, ibu bisa tahajud tiap hari lho, sedangkan Saya belum bisa serajin ibuk. InsyaAllah sisi ruhiyah dan kedekatan dengan Allah begitu baik.
Lalu.. apakah sekiranya makna dari mimpi ibuku. Otakku mulai bekerja. Aku kembali teringat akan sesuatu bahwa  suami itu adalah pakaian seorang istri begitupun sebaliknya. Sedangkan pemberian dua orang  itu berupa pakaian. Saya juga menyukai warna hijau. Tepat sama seperti  baju garis-garis hijau yang kupilih dalam mimpi ibukku. Apakah mungkin itu berarti jodoh saya nanti salah satu dari mereka.  Kandidatnya adalah Satu orang tak dikenal dan satunya lagi Jojo.  Waallahu’alam bishowab. Saya tidak mempunyai kemampuan yang cukup mumpuni untuk mentakwil  mimpi tersebut. Saya tetap berbaik sangka akan takdir Allah. Soal  Jodoh sudah ditentukan Allah sejak  Saya berada di dalam Rahim ibuk. Semoga Saya dipertemukan dengan jodoh yang baik untuk dunia akhirat, Begitu pula semua teman-teman yang belum menemukan jodohnya. Segera dipertemukan dengan orang yang baik, dalam suasana yang baik, dan dengan cara yang baik..
Aamiin Ya Rabb ^^




Rabu, 20 Agustus 2014

Lebaran Kali Ini Bag 2 (Habiis)

 Ini lanjutan ceritanya untuk bag 1 bisa dilihat disini    
5.Silaturahim dan Kejutan di sebuah warung mie ayam.
Karna sore setelah ashar saya ada acara silaturahim ke rumah teman-teman SMA. Maka Saya datang ke rumah  beberapa teman satu genk, kemudian bertemu dengan kedua orang tua teman-teman Saya. Tujuan terakhir yang kami datangi adalah di Sambi rumah orang tua Oyik.  Sampai di rumahnya maghrib, dan kami sholat terlebih dahulu. Setelah itu, ada acara Syukuran dari Ibu Bidan Mega karna dia diterima sebagai pegawai tetap di sebuah klinik bersalin. Maka berangkatlah kita ke sebuah warung bakso dan mie ayam di daerah serut, tidak jauh dari rumah Oyik. Oya.. jalan ke rumah Oyik itu,, amazing bangeet.. bener-bener sepi masih full sawah dan jalan yang dicor gitu. Sepanjang perjalanan Saya merapal doa, agak ngeri soale.. hehe salah satunya adalah.. Ya Allah aku karo mega paringana jodho wong kang sholeh. Sambil nyetir motor dia aamiin..aamiin saja doa apapun yang keluar dari mulutku. Kan doa orang dalam perjalanan itu mustajab. Jadi Saya berdoa apa saja. Setelah melewati jalan berliku akhirnya sampai juga di warung tersebut. Ada kejadian di sebuah warung mie yang kami tuju. Ketika hidangan yang kami pesan sudah tersaji di meja. Tiba-tiba, Mega berseru bahwa ada teman kami SMA, maka menegengoklah Saya. Karna posisi duduk Saya menghadap ke barat jadi tidak tahu siapa yang datang. Ternyata benar,ada teman Saya SMA langsung Saya samperin maaf-maafan gitu dan cipika-cipiki. Nahh..  yang bikin agak uwoow, adalah teman yang  pergi bersamanya. Seorang lelaki yang Saya kenal, yang selama setahun terakhir ini Saya lost kontak dengannya. Meskipun Saya sebenarnya bersyukur dia telah berhenti menghubungi saya. Karna setiap kali menghubungi membahas hal yang tidak penting, banyak modus ya gitu lah. Dan dia pernah meminta Saya untuk menikah dengannya. Sejuta kata dan semuanya diucapkan untuk meyakinkan Saya. Waktu itu Saya memang belum siap menikah maka Saya tolak.  Selain track recordnya yang kurang bagus dan keluarga Saya pun tidak setuju. Saya pun mencoba untuk biasa saja dan memahamkan jangan berharap terlalu banyak kepada saya. 
Terakhir dia menghubungi adalah ketika dia tiba-tiba bbm ' dek katanya mau nikah ya?'. Lalu Saya jawab, iya,, insyaAllah. Dia pun bertanya 'kapan?" Saya jawab lagi,, insyaAllah secepatnya. Sejak saat itu dia berhenti merecoki saya. Alhamdulillah. Bukan berarti Saya berbohong lho ya, setiap orang kan mau nikah kan? lha ya kujawab saja iya. Terus bilang secepatnya, ya itu juga gak salah kan. Cepat menurut ukuran Allah tidak ada yang tahu, bisa besok, bulan depan dan tahun depan. Pragmatis ya,, biarinlah,,hehe :D
Hal menarik ketika masku penasaran pingin liat kayak apa dia. Kutunjukkan fotonya, ketika itu foto yang ada di Whatsapp. Dalam foto tersebut  dia memakai baju koko, peci dan berfoto di depan masjid. Tapi Tahukah, komentarnya masku apa.. “Waaah.. kalau kaya gitu tampange, wong nakal, mbejug kui”. Dalam hatiku kok tahu sih mas, memang bener sih., tidak perlu Saya uraikan satu per satu. Meskipun Saya lihat sejak dia mulai bekerja sudah mulai berubah menjadi lebih baik. Tapi Saya juga tidak yakin, dalam hati Saya selalu meyakini bahwa dia tidak akan bisa bertahan dengan satu wanita. Ya,, bisa saja segala perlakuan ke Saya juga dilakukan ke perempuan lain. Bisa saja kan,, karna dulu waktu dia punya pacar saja masih rajin menghubungi Saya. Bisa dinilai sendiri seperti apa orang tersebut.
Waktu dia melihat Saya di warung tersebut seperti agak syok. Saya biasa saja sih, saya juga mengucapkan maaf lahir batin gitu. Dia dan teman Saya nampak canggung, dari gesturnya mengatakan kenapa kita harus ketemu sih?. Kalau Saya pribadi, biasa saja sih,, malah seneng akhirnya Allah bener-benar tunjukkan bahwa orang tersebut memang tidak bisa bertahan pada satu pilihan. Pengen sujud syukur di tempat itu sebenarnya,, hehe agak lebaay ya. Tapi beneran, Saya bersyukur bangeeet. Kata ibuk Saya,, untung kowe ra nampa cah kui. Ibuk wis feeling yen bocahe ora apik. Dalam hati bergumam,, iya buk,, bener.. dia sebenarnya orang baik tapi baik untuk orang lain, bukan untuk saya..manut orang tua tentu lebih baik berlimpah berkah. Saya hanya bisa mendoakan semoga mereka bahagia dan segera menikah..Aamiin
Berkah silaturahim luar biasaa. Alhamdulillah :D

6.Mencari bubur lemu
Pulang dari makan mie sekitar jam 8 malam. Sampe rumah, lagi pada makan mie goreng dan nasi goreng dari penjual keliling langganan kami. Waah.. kukira jadi bakar roti. Ternyata acara bakar roti dan pisang diundur besok pagi. Oke baiklah,,
Sampe rumah saya menceritakan kejadian di warung mie ayam tersebut kepada mbak dan masku. Ya,, mereka jadi tanya-tanya gitu. Oh ya,, perlu diketahui keluargaku cukup demokratis. Setiap kali ada apa-apa Saya selalu menceritakan, orang yang lagi mencoba mendekati siapa, soal taaruf juga Sayaceritakan, bahkan ketika Saya mengalami menjadi orang normal kembali bisa suka dengan orang yang ternayata itu  cuma sebatas kagum, juga saya ceritakan.  Mbaku ipar selalu memotivasi soal jodoh, agar terus bersabar dan terus berusaha.
Kembali lagi.. soal acara malam itu.  Selesai makan malam, tiba-tiba ponakan  selfie di kamar Saya, akhirnya regudukan pada ikutan. Jeprat-jepret foto dengan bebagai gaya..
Jam 10 malam..
Ponakan belum pada tidur, tiba-tiba masku nyeletuk jalan-jalan malam yuk.. Akhirnya kita berembug mau kemana ya, kuliner malam enaknya apa ya, akhirnya ada beberapa pilihan selain jenang lemu atau bubur lemu,muncul pendapat makan gudeg. Oke akhirnya kita berangkat, tahu gak sih, kita berangkat dengan kostum piyama, Cuma diberi jaket, Mbaku ipar juga demikian. Hanya aku yang masih berkostum lengkap. Karna belum ganti kostum sejak pulang silaturahim tadi. Semua ponakan ikut berangkat  cuma Adhisty yang tidak ikut karena sudah pulang ke rumah. Ponakanku paling kecil Kaka liya cuma pindah tidur doang, dia tidur dari berangkat sampe pulang. Jadi kagak ikutan makan-makan,, hihi
Oya.. kita muter-muter nyari bubur lemu dimana sampai jalan ke Manahan, akhirnya nemu di Kartasura. Karena sudah malam kebanyakan bubur  sudah pada habis.
Waaah,, kita makan malam jam 11 an gitu. Sampe rumah sekitar setengah satu. Konyol memang, tapi beginilah keluarga gue.. asik-asik jooz pokoke.. hihi

Makan malaam :3
Karna liburan telah usai. Anggota Keluarga si Doel kembali ke asal. Menjalankan aktivitas masing-masing. Bersyukur sekali dengan kebersamaan kali ini. Sebelum kloter Batang pulang tetep harus ada foto dulu sebelum pulang.  Sampai ketemu lagi di liburan yang akan datang.. InsyaAllah.. 
Poto bareng sebelum kloter Batang pulang 

Alhamdulillah untuk semua pelajaran, pengalaman dan nikmat yang begitu luar biasa yang telah Allah berikan saat puasa maupun lebaran kali ini.  Semoga ALLAH terima segala amal kita ya,, dan menjadi manusia yang lebih baik lagi.  Beginilah cerita lebaranku.. tunggu keseruan berikutnya..
Happy ied Mubarok ^_^