Panggilan
nduk bagi orang lain merupakan
panggilan yang wajar dan biasa saja tapi bagiku panggilan ndhuk adalah panggilan yang terlalu sakral. Jika dalam mata kuliah
Foklor Jawa kata Ndhuk berarti
panggilan untuk anak perempuan kependekan dari gendhuk. Mungkin kata ini hampir sama dengan panggilan le, nok
dsb.
Tapi jangan tanya kata itu lebih jauh. Tanyakan saja pada dosen Foklor langsung atau tanyakan pada anak-anak Jawa. Agak merinding disko kalo membahas kata ini lebih jauh, meskipun itu adalah ilmu tapi tetap saja gimana gitu. Sudahlah sekarang kita tutup masalah Foklor. Kembali ke kata “ndhuk”, aku begitu gak suka dipanggil dengan panggilan ini. Karena setiap kata ini diucapkan oleh orang agak gimana gitu terlebih oleh teman-teman sebaya.
Kalo dikatakan oleh orang yang setahun lebih tua dariku ataupun Murabbi aku bisa mengampuninya tapi jangan harap akan mendapat ampunan jika yang memanggilki “Nduk” adalah teman sebaya. Apalagi teman sebayaku itu lebih kekanak-kanakan ( paling gak masih mending aku) he2. Panggilan Nduk mengingatkanku pada simbah yang selalu memanggilku “gendhuk atih”. Panggilan itu selalu terucap dibibir wanita yang sudah cukup renta dengan rambut yang mulai memutih tapi badannya masih tetap subur.
Suara dan nada dasar yang sulit untuk dijelaskan ketika kata itu diucapkan entah berapa nadanya. Gak kan ada yang bisa menirunya. Karena ia adalah suara simbahku yang paling baik dan gak neko-neko sampai aku sebesar ini belum pernah dimarahi olehnya. Selain diucapkan oleh Simbah putriku, kata Ndhuk ini dikatakan oleh Ibuku.
Saat ibuku menceritakan diriku yang sedang sibuk dengan kegiatanku ataupun menceritakan diriku yang sok sibuk di kampus dan tidak pulang ke rumah. Ibu selalu mengawali dengan “ Gendhuk malah mboten mantuk betah sanget wonten Jogja” Itulah yang sering ibu katakan kepada tetangga ataupun temannya yang bertanya tentang diriku. Makanya aku selalu marah jika dipanggil ndhuk oleh teman-teman.
Menurutku kata Ndhuk sudah mengalami perluasan seharusnya hanya diucapkan oleh orang tua kepada anaknya tetapi sekarang diucapkan oleh semua orang bahkan teman sebaya memanggil ndhuk. Afwan teman-teman aku pengin minta sesuatu. Satu hal yang perlu diingat dan dicamkan jangan panggil aku ndhuk . Nuwun…
Tapi jangan tanya kata itu lebih jauh. Tanyakan saja pada dosen Foklor langsung atau tanyakan pada anak-anak Jawa. Agak merinding disko kalo membahas kata ini lebih jauh, meskipun itu adalah ilmu tapi tetap saja gimana gitu. Sudahlah sekarang kita tutup masalah Foklor. Kembali ke kata “ndhuk”, aku begitu gak suka dipanggil dengan panggilan ini. Karena setiap kata ini diucapkan oleh orang agak gimana gitu terlebih oleh teman-teman sebaya.
Kalo dikatakan oleh orang yang setahun lebih tua dariku ataupun Murabbi aku bisa mengampuninya tapi jangan harap akan mendapat ampunan jika yang memanggilki “Nduk” adalah teman sebaya. Apalagi teman sebayaku itu lebih kekanak-kanakan ( paling gak masih mending aku) he2. Panggilan Nduk mengingatkanku pada simbah yang selalu memanggilku “gendhuk atih”. Panggilan itu selalu terucap dibibir wanita yang sudah cukup renta dengan rambut yang mulai memutih tapi badannya masih tetap subur.
Suara dan nada dasar yang sulit untuk dijelaskan ketika kata itu diucapkan entah berapa nadanya. Gak kan ada yang bisa menirunya. Karena ia adalah suara simbahku yang paling baik dan gak neko-neko sampai aku sebesar ini belum pernah dimarahi olehnya. Selain diucapkan oleh Simbah putriku, kata Ndhuk ini dikatakan oleh Ibuku.
Saat ibuku menceritakan diriku yang sedang sibuk dengan kegiatanku ataupun menceritakan diriku yang sok sibuk di kampus dan tidak pulang ke rumah. Ibu selalu mengawali dengan “ Gendhuk malah mboten mantuk betah sanget wonten Jogja” Itulah yang sering ibu katakan kepada tetangga ataupun temannya yang bertanya tentang diriku. Makanya aku selalu marah jika dipanggil ndhuk oleh teman-teman.
Menurutku kata Ndhuk sudah mengalami perluasan seharusnya hanya diucapkan oleh orang tua kepada anaknya tetapi sekarang diucapkan oleh semua orang bahkan teman sebaya memanggil ndhuk. Afwan teman-teman aku pengin minta sesuatu. Satu hal yang perlu diingat dan dicamkan jangan panggil aku ndhuk . Nuwun…
--------------------------------------------
Repost catatan FB ditulis th
2009-------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar